Benar apa yang disampaikan Rasulullah, “Wanita dinikahi karena empat perkara: harta, tahta, kecantikan, dan agamanya. Perhatikanlah wanita yang beragama (religius), maka kau tidak akan fakir di dunia.” Rasulullah menempatkan kecantikan wanita di urutan kedua bukanlah ketepatan, akan tetapi menjadi bukti bahwa kecantikan merupakan senjata ampuh kaum hawa dalam menaklukkan hati lawan jenisnya. Bahkan lelaki bengis dan kejam sekalipun, bisa meleleh kebengisannya oleh sebab kecantikan sosok wanita. Soal kecantikan wanita, lelaki mana yang tak tergoda dan terpesona. Dengan keanggunan seorang wanita sering membikin anak-anak muda rela bertekuk lutut di hadapannya. Harta bahkan apapun itu justru rela mereka pertaruhkan sebab tersandera hatinya oleh sihir kecantikan seorang wanita. Mengemis-ngemis cinta di hadapan wanita cantik nan jelita, lemah tak berdaya. Maka tak heran mayoritas kaum hawa berlomba-lomba dalam merias raut wajah. Selalu ingin tampil menarik dan menebar pesona di hadapan kaum pria. Rela merogoh gocek ratusan ribu bahkan berjuta-juta demi bisa membawa pulang alat-alat rias atau bedak pemutih yang dapat mempercantik raut wajah.

Lebih-lebih budaya, gaya hidup, dan curahan hati orang-orang zaman sekarang tidak luput dan eman kalau tidak diekspos di dunia maya. Membuat suatu lingkup baru kehidupan bersosial yang menjadi faktor utama para wanita maupun pria selalu tampil di kehidupan tidak nyata. Oleh karena itu, sedikit ditemukan kaum wanita yang menutup diri atau memposting fotonya di sosial media.

Ber-medsos bukanlah hal buruk bagi seorang Muslimah. Selagi dijadikan media silaturahim atau hal-hal lain yang dianjurkan oleh syariah. Muslihah ibarat sebuah permata yang harus terjaga dan terkunci rapat-rapat di dalam rumah. Dengan demikian, dia terhindar dan jauh dari mata pandang pria hidung belang yang kebelet hendak mencurinya. Begitu pula keanggunan dan kecantikan seorang Muslimah ibarat berlian berharga. Tidak selayaknya diumbar di sosial media. Menjadi tontonan gratis pria. Lebih-lebih sampai menjadi pemuas nafsu birahi pandangan mereka. Tentu perempuan mana yang menginginkan dirinya menjadi pemuas nafsu lelaki yang belum bersetatus suaminya yang sah.

Baca Juga: Inspirasi Muslimah Masa Kini

Seorang Muslimah seharus menutup diri kecuali bagi keluarganya sendiri. Di dalam al-Quran pun ketika menyinggung kisah sosok wanita, tak satupun ayat menyebut nama perempuan secara sharih. Sebatas nama wanita saja, al-Quran tidak menyebutkan, lebih-lebih wajah dan kecantikannya secara alami. Maka tak selayaknya para Muslimah memajang foto dan wajahnya di dunia maya hingga menjadi tontonan para lelaki. Kecuali ada satu nama wanita yang disebutkan namanya dalam al-Quran secara sharih. Sayyidatina Maryam, dialah sosok wanita salihah yang dipuji-puji. Ibunda dari nabiyullah Isa, satu-satunya nama wanita yang diabadikan namanya menjadi nama surah dalam kitab suci.

Disebut namanya oleh karena ketaatan dan kesalihahan perangainya, pantas untuk dijadikan panutan para Muslimah dalam menjalani syariat secara hakiki. Rasulullah berkata, “Sebaik-baiknya perempuan (Bani Israil) di dunia ialah Maryam. Dan sebaik-baiknya perempuan (umat Muhammad) ialah Sayidah Khadijah.” (HR. Ali bin Abi Thalib) Mengapa beliau disebut-sebut sebaik-baiknya Muslimah? Tiada lain oleh karena kesalihahannya. Bahkan beliau tidak pernah menaiki Unta. Abu Hurairah meriwayatkan:

وَلَمْ تَرْكَبْ مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ بَعِيرًا قَطُّ

“Maryam, putri Imran tidak pernah menaiki unta sekalipun.”

Riwayat di atas menjadi bukti bahwa Muslimah salihah tidak seharusnya mengumbarkan dirinya baik kecantikan wajahnya, lebih-lebih mengumbar auratnya. Sekalipun Muslimah bercadar tidak elok di pandang mata bila fotonya terpajang di dunia maya. Cukuplah keindahan gaun Muslimah dan kain cadarnya sebagai penutup aurat dan wajahnya. Menjaga diri dari pandangan seorang pria, demi menanti sosok pria salih yang akan menjadi jodohnya. Tidak perlu gundah, takut tidak laku menikah. Sebab wanita salihah akan dipertemukan dengan lelaki yang salih juga. Allah berfirman (artinya), “Wanita keji bagi laki-laki yang keji. Wanita yang baik bagi laki-laki yang baik. Merekalah orang-orang yang dibebaskan dari apa yang mereka katakana. Bagi merekalah (orang-orang yang baik) ampunan (Tuhan) dan rezeki yang mulia.” (QS. An-Nur, ayat 25). Ditambah lagi Kecantikan dan keanggunan Muslimah terletak di dalam salihah dan tidaknya. Rasulullah pernah bersabda, “Dunia ibarat sebuah harta. Dan sebaik-sebaiknya harta dunia ialah wanita salihah,” (HR. Ibnu Umar).

Baca Juga: Kaderisasi Wanita Shalehah

Maka Muslimah yang cantik nan jelita serta menutup diri dari gemerlap dunia maya sekaligus salihah, dialah ibarat intan permata tak bernilai harganya bagi keluarganya dan patut mendapat pujian Allah dan Rasul-Nya. Cukuplah keluarganya yang merasakan keindahan perangai dan keanggunan diri Muslimah. Menjadi Muslimah yang didamba-damba bagi para lelaki salih, serta buah kebanggaan bagi keluarga. Rasulullah pernah bersabda, “Sebaik-baiknya wanita, dialah yang membahagiakan ketika dilihat, taat ketika diperintah, dan tidak menyalahi di dalam diri dan hartanya,” (HR. al-Hakim).

Sekarang mulai muncul Muslimah bercadar yang getol dan semangat untuk tampil di dunia maya. Kegiatan apapun yang bersinggunan dengan sosok Muslimah, sambil bercadar dan bergaun indah mereka posting di sosial media. Penulis berbaik sangka, mungkin hal itu muncul dari ghirah semangat kaum Muslimah dalam berdakwah. Namun, apakah tidak lebih baik mereka berdakwah dari keluarga masing-masing hingga ditiru oleh satu keluarga hingga terbentuklah perkampungan yang sarat akan Muslimah salihah. Sebab tanda seorang Muslimah yang beriman dialah yang pemalu. Sebab pemalu merupakan sebagian dari keimanan kepada Allah. Malu perilaku jelek dan kecantikan wajahnya tersebar di sekelilingnya.

Moh. Baihaqi/sidogiri.

Spread the love