Ada yang mengatakan cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan abadi, dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang.
Di dalam islam, cinta adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada setiap umat-Nya di dunia, namun tak jarang dari mereka yang salah mengartikan cinta itu sendiri, hingga keluar cetusan bahwa hawa nafsu yang tercipta sebagai rasa cinta pula.
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah SWT.” (Q.S. Adz-Dzaariyat: 49)
Potongan ayat tersebut menjelaskan bahwasanya segala sesuatu yang ada didunia ini diciptakan secara berpasang-pasangan agar mengingat sang pencipta, jelas disini tidak ada istilah nya bahwa nafsu itu adalah bagian dari cinta. apalagi sampai melakukan hal yang dilarang oleh syariat islam seperti pacaran dengan alasan karena cinta dan takut pasangan tersebut direbut orang (kehilangan).
Cinta yang benar tidak pernah menjerumuskan kepada kemaksiatan yang merupakan hasutan dari syetan, jika memang sudah cinta mengapa tidak langsung ke pelaminan? Atau mungkin memulai nya dengan cara taarufan? Masih banyak orang yang mungkin tidak mengerti hal ini, atau bahkan memang tidak mau tau akan hal tersebut. Mereka lupa bahwa rezeki, kematian dan jodoh sudah ada yang mengatur.
Baca Juga: Memahami Suka Dan Benci Pasangan
Jika membahas tentang cinta itu sendiri, banyak yang mengatakan kalau cinta itu buta, dia tidak pernah mengenal namanya kasta, baik dalam rupa, tahta, ataupun segi materi lainnya, mulai dari si miskin dengan si kaya, si cantik dan si buruk rupa dan masih banyak yang lainnya.
Dikalangan perempuan sendiri, banyak yang (katanya) hanya bisa menanti sang pujaan hati datang, hingga membuat kebanyakan dari mereka memilih untuk menyimpan rasa cinta yang dia punya, entah karena tidak memiliki keberanian untuk mengatakan nya atau sebagainya.
Imam Ibnu Qayyim menjelaskan, bahwa seseorang yang mencintai atau merindukan orang lain, tapi dia tidak mengatakannya (diam-diam) sampai orang tersebut meninggal, maka dia mati dalam keadaan syahid.
Mencintai dalam diam itu sendiri tetap dalam syariat islam, dengan cara tidak melakukan kemaksiatan yang dilarang oleh agama, mungkin lebih tepatnya memantaskan diri dan meminta nya kepada sang pemilik hati saja.
Namun ada hadis shahih, Nabi Muhammad SAW bersabda : “Jika kalian mencintai seseorang, maka berilah tau dia segera” (HR. Abu Dawud)
Disini jelas, jika kalian mencintai seseorang untuk menyimpan nya saja, memantaskan diri dan memintanya kepada Allah SWT, atau dengan cara mengatakan nya secara langsung, yaitu dengan cara memintanya kepada orang tua nya, dan melakukan taaruf sesuai syariat islam.
Baca Juga: Menjadi Suami Mesra Dan Romantis
Jika dalam mencintai makhluk kamu sering menemukan yang namanya patah hati, dilema, bahkan sampai menangis karena putus cinta atau karena harapan yang tidak pasti, hanya cinta-Nya lah yang tidak pernah mengenal kata tersebut, dan Dia-lah sabaik-baiknya pemilik cinta tanpa harapan yang dusta.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah SWT, ikutilah aku, niscaya Allah SWT mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran [03]: :31)
Ketika banyak orang yang takut merasakan patah hati karena cinta, hanya Allah SWT sebenar-benarnya cinta tanpa rasa kecewa. Dialah sang pemilik juga penjaga hati yang sempurna, cukuplah mencintai-Nya saja, insyaallah, Allah SWT akan memberikan pendamping yang baik pula untuk kita kelak. Karena sebenar-benarnya cinta, Adalah cinta karena Allah ta’ala. Bukankah Allah SWT sudah menjanjikan bahwa orang yang baik untuk orang yang baik pula.
Cinta kepada sesama manusia itu wajar, karena itu juga pemberian Allah SWT, namun kita juga harus tau batas serta larangan apa saja yang dilarang oleh-Nya, jangan sampai karena cinta, seseorang sampai lupa apa makna cinta yang sebenarnya. Wahai yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hatiku diatas agama-Mu dan diatas ketaatan kepada-Mu.
Siti Aisyah/Mahasiswi STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan