- Dari Madinah ke Kufah
Madinah merupakan Pusat Pemerintahan Khalifah Islam semenjak masa Nabi Muhammad, Namun karena pergolakan politik di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, sang Khalifah memindahkan Ibu Kota yang berpusat di Madinah ke Kufah pada tahun 35 H/ 656 M. Tujuan utamanya agar lebih dekat dengan penduduk Syam yang dipimpin Sahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang menuntut balas atas kematian Sayidina Utsman, sehingga mudah untuk meredam pemberontakan.
- Dari Kufah ke Damaskus
Setelah wafatnya Ali, jabatan kekhalifahan sementara waktu pindah tangan ke Sayidina Hasan bin Ali, sebelum akhirnya membuat perjanjian damai dengan Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 41 H/662 M dan menyerahkan kekhalifahan sepenuhnya pada khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan yang bermukim di Damaskus, secara otomatis Ibu Kota Islam berpindah tempat dari Kufah ke Damaskus.
Baca Juga: Jejak Sadah Ba Alawi (1)
- Dari Damaskus ke Baghdad
Pada Tahun 132 H/ 750 M. Dinasti Umayyah runtuh ditangan Khalifah pertama Abbasiyah Abdullah As-Saffah memindahkan Ibu dari Damaskus ke Baghdad, dalam sekejap Baghdad menjadi pusat keilmuan dan kebudayaan termaju di dunia, sekitar lima abad lamanya Baghdad eksis menjadi ibu kota Negara Islam Abbasiyah, sampai akhirnya Mongol menyerbu Baghdad.

- Dari Damaskus ke Cordoba
Saat dinasti Umayyah runtuh, semua keluarga kerajaan dihabisi, dan sedikit sekali dari mereka yang berhasil lolos dari sergapan Algojo Abbasiyah, salah satu yang berhasil lolos adalah Abdurrahman Ad-Dakhil, dia berhasil melarikan diri ke Andalusia, dan mendirikan Dinasti Umawiyah II di Spanyol, dan Cordoba sebagai pusat Ibu Kotanya.

Baca Juga: Jejak Sadah Ba Alawi (2)
- Dari Baghdad ke Kairo
Pada tahun 656 / 1258 Baghdad diserang oleh pasukan Monggol sehingga mengakibatkan banyak kaum Muslimin dibantai oleh tentara Mongol. Namun diantara mereka ada beberapa yang berhasil melarikan diri diantaranya Ahmad al-Muntasir Billah, anggota keluarga Dinasti Abbasiyah dan akhirnya dia mengungsi ke Kairo dan diterima dengan baik oleh Sultan Adz-Dzahir Baibars. Mulai saat itu pusat Krajaan dan keilmuan Islam pindah ke Kairo dan berdirilah Dinasti Abbasiyah II (Abbasiyah Mesir) secara simbolis, karena kendali pemerintahan tetap dijalankan oleh Dinasti Mamluk.

- Dari Kairo ke Istanbul
Pada tahun 922 H/ 1517 M Selim I dari Dinasti Usmaniyah menyerbu kesultanan Mamluk di Mesir, penyebabnya rakyat Mesir gerah atas tindakan kezaliman penguasa Dinasti Mamluk yang keluar dari jalur syariat Islam, sehingga mereka berkirim surat pada Sultan Selim I untuk menghentikan kezaliman Dinasti Mamluk. Pada tahun 923 H Selim I berhasil menguasai Mesir sepenuhnya, dan mengakhiri kekuasaan dinasti Mamluk juga Dinasti Abbasiyah Mesir, kemudian Al-Mutawakil ala Allah (Muhammad III) -Khalifah Abbasiyah terakhir di Mesir- menyerahkan status Khalifah kepada Selim I. Mulai saat itu Sultan Usmaniyah bergelar Khalifah.
Fauzan Imron/sidogiri