“Betapa sejuknya hati tadi malam, saat aku bertemu dengan-Mu, ya Allah, di sepertiga malam”
Kalimat ‘ciamik’ di atas -dan yang senada- cukup banyak kita temukan dalam status atau stori di media sosial. Dan tidak salah jika dikatakan hal tersebut sebagai fenomena memprihatinkan bagi kalangan Muslim milenial. Hampir segala aktivitas ibadah -yang real ataupun modus- ter-publish di media sosial. Sehingga potensi penyakit hati semacam ria dan ujub terasa menggeliat dalam otak dan hati mereka, tak terkecuali juga saya.
Hampir setiap kegiatan religius mereka upload di media sosial, dengan berbagai macam konten: video, foto, dan sekadar tulisan. Tentu eksis sedemikian bisa menghilangkan nilai dan mengotori kemurnian ibadah, yang seharusnya ibadah itu adalah urusan manusia dan Allah yang tidak perlu dipamerkan pada orang lain.
Rasulullah bersabda (artinya): “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian ialah syirik yang paling kecil. Mereka bertanya: Apakah itu syirik yang paling kecil ya Rasulullah? Beliau menjawab: Riya’! Allah berfi rman pada hari kiamat, ketika memberikan pahala terhadap manusia sesuai perbuatan-perbuatannya: “Pergilah kamu sekalian kepada orang-orang yang kamu pamerkan perilaku amalmu di dunia. Maka nantikanlah apakah kamu menerima balasan dari mereka itu.” (HR Ahmad).
Terkait sifat ‘narsis ria’ tersebut, para kreator meme membuat nasihat gokil mengenai seseorang yang sering mengumbar ibadah-ibadahnya di media sosial, dengan kalam hikmah berikut: “Mau Tahajjud update di Facebook. Mau ziarah ngetweet di Twitter. Mau baca al-Quran update di Instagram. Terus, kalau begini malaikat loe suruh nyatet apa?” hehe…
Ibadah adalah bukti nyata perbuatan atau bakti manusia kepada Sang Pencipta. Ibadah merupakan urusan manusia dengan Tuhan yang didasari iman dan takwa. Pada era digital ini, rasa bangga terhadap pencapaian dan pelaksanaan kegiatan ibadah yang seharusnya dinikmati sendiri kerap diumbar. Status yang mereka share tidak mengenal situasi dan kondisi. Mereka sering lupa, mana yang penting untuk disebarkan dan mana yang hanya dijadikan dokumen pribadi.
Kebiasaan ini bukanlah hal sepele, apa yang disabdakan oleh Rasulullah di atas bukanlah main-main. Saking buruknya, perbuatan tersebut merupakan bagian dari syirik kecil. Dari sinilah, perlu-perlu kehati-hatian dalam meng-upload segala kegiatan yang berkaitan dengan ibadah.
Pada dasarnya bukanlah orang lain yang memutuskan perbuatan hal semacam itu sebagai keburukan. Namun, yang dikhawatirkan adalah niat yang terkandung dalam hati mereka ketika mengumbar ibadahnya agar membuat kagum dan mendapat pujian dari orang lain. Semisal, awalnya kita ikhlas melaksanakan ibadah, tapi setelah update dan mendapat banyak like dan komen, kita malah besar kepala. Sebaliknya, ketika update status tidak mendapat tanggapan bahkan malah mendapat cercaan, kita menjadi jengkel dan marah. Pada saat itulah, niat yang kita lakukan tidak ikhlas, tetapi telah digerogoti oleh sifat riya. Allah berfi rman (artinya):
“…Barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan tuhannya maka hendaklah ia megerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seseorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi :110).
Namun, ketika seseorang mempublikasikan ibadah di media sosial agar menjadi motivasi bagi yang lain, itu merupakan hal yang terpuji. Dan hal ini harus sesuai koridor yang disyariatkan, karena perbedaan antara “memotivasi orang lain” dan “ingin mendapat pujian orang lain” sangatlah tipis. Meskipun toh nantinya dia mendapat sanjungan dari orang lain, dihatinya sangat mungkin terselip ingin dilihat dan didengar orang lain. Dan dia akan mendapatkan kebaikan dari orang yang telah termotivasi untuk melakukan kebaikan.
Barangsiapa mengadakan sesuatu sunnah (jalan) yang baik, maka baginya pahala sunah dan pahala orang lain yang mengerjakannya hingga akhir kiamat. Dan barang siapa mengerjakan sesuatu sunah yang buruk, maka atasnya dosa membuat sunah buruk itu dan dosa orang yang mengerjakannya hingga akhir kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nurul Yakin
Baca juga: Konflik Politik Di Sosial Media