REFREKSI TAHUN BARU 1441 HIJRIYAH

Al-habib Ali bin Abdurrahman al-Jufri, seorang dai Islam terkemuka, menulis beberapa baris kalimat di akun Twitter-nya, yang kira-kira terjemahan Indonesianya begini: “Salah satu tantangan wacana Islam modern, adalah beralih dari berbicara tentang keadilan Islam pada perempuan, menuju merealisasikan wacana itu ke dalam realita kehidupan kita”.

Statement al-Habib Ali tersebut, setidaknya menurut hemat penulis, benar-benar menyadarkan kita, bahwa selama ini kita, umat Islam secara umum, memang selalu disibukkan dengan berbagai diskursus, wacana, dan polemik-polemik internal, yang sengaja dilemparkan oleh musuh-musuh Islam kepada kita. Namun, ketika mereka melemparkan umpan itu, sialnya kebanyakan kita justru menangkapnya.

Baca Juga: Perjuangan Terus Berlanjut

Nah, ketika kita sudah memakan umpan mereka, maka akan sangat sulit bagi kita untuk melepaskannya. Akhirnya, kita hanya berputar-putar di sekitar diskursus, wacana, dan polemik yang itu-itu saja, tanpa sempat melakukan langkah-langkah kemajuan yang berarti. Kita terjebak di dalamnya, sibuk mengurai benang kusutnya, dan menata ulang puing-puing yang kita runtuhkan sebelumnya.

Satu misal, hingga kini kita masih saja sibuk membahas tentang apakah Islam mengakui hak-hak wanita, atau memberikan ruang yang sama kepada mereka dalam hal profesi, keilmuan, dan yang semacamnya. Kita juga masih berdebat dengan sesama umat Islam tentang hijab bagi perempuan. Kita juga masih disibukkan dengan perdebatan soal pemimpin kafir, juga soal khilafah atau kepemimpinan Islam, yang hingga hari ini polemiknya juga belum selesai-selesai.

Baca Juga: Ironi Demokrasi Kita

Karena itu, barangkali Tahun Baru Islam 1441 Hijriah ini adalah momentum yang pas bagi kita untuk segera menyudahi berbagai polemik dan wacana, menuju aksi nyata untuk mewujudkannya. Kita, misalnya, tak perlu terpancing untuk berdebat terus perihal kesetaraan gender, namun segera berbenah menuju aksi nyata, mempersiapkan wanita-wanita tangguh dan ahli di berbagai bidang, sehingga kelak banyak terlahir ahli fikih, ahli tafsir, ahli hadis, dan berbagai ahli di bidang agama dari kalangan perempuan, sebagaimana hari ini kita mudah menemui para dokter perempuan. Sebab pada zaman dahulu, ulama dari kalangan perempuan sama sekali bukan hal yang asing.

Begitu pula halnya dengan masalah pemimpin kafir. Selama ini yang memperdebatkan hal itu adalah sesama umat Islam. Sedangkan orang-orang kafir tak pernah memperdebatkannya, melainkan mereka fokus meraih kekuasaan, dan karena itu mereka berhasil. Maka bagaimana pun, perdebatan wacana ini harus segera kita sudahi, dan mengalihkan fokus pada upaya bagaimana sekiranya umat Islam bisa memegang kendali di berbagai bidang. Bahkan perdebatan soal khilafah juga tidak begitu dibutuhkan. Energi dan pikiran umat harus disalurkan pada upaya bagaimana sekiranya umat Islam memegang kendali, dan bisa menyebarkan keadilan melalui aturan-aturan dan kebijakan yang bernafaskan syariat Islam.

Moh. Achyat Ahmad/sidogiri

Spread the love