Dijelaskan dalam kitab Al-Mar’atu fil-Quran karya Syekh Abbas Mahmud Al-Aqqad bahwa manusia itu terbagi menjadi dua jenis. Laki-laki dan perempuan. Sekalipun sama-sama manusia, namun laki-laki memiliki keutamaan yang lebih dari pada seorang perempuan. Sebagaimana yang telah tercantum dalam potongan firman Allah, artinya:

“Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah Maha Perkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah : 228)

Di antara hal yang perlu kita ketahui tentang wanita adalah keadaan mereka sebelum datangnya agama Islam. Mereka diperjualbelikan, disewa dan digadaikan. Ketika datang agama Islam merekapun diangkat derajatnya oleh Allah, sehingga mendapat khitab yang sama dengan laki-laki dalam segi syariat, ibadah dan muamalah.

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa seorang perempuan juga memiliki posisi yang lebih utama daripada laki-laki, sehinggah nama dan kisah mereka diabadikan dalam al-Quran, seperti istri dari Imran yang bernama Hannah binti Faquza, Sayidah Maryam binti Imran, Asiyah istri dari Fir’aun, Ratu Bilqis dan beberapa perempuan lain yang kisahnya diabadikan di dalam al-Quran.

Baca Juga: Muslimah Generasi Qurani

Untuk mengetahui kisah mereka, sangat perlu kita membaca beberapa referensi kitab yang menjelaskan tentang kisahnya. Oleh karena itu, sangat perlu kiranya kami menawarkan kitab tafsir yang berjudul Ruhul-Ma’ani fi Tafsiril-Quran al-Azhim karya Al-Allamah Abul-Fadhal Syihabuddin as-Sayid Mahmud al-Alusi al-Baghdadi (w 1270 H). Sebenarnya, banyak referensi kitab yang dapat menjadi rujukan dalam masalah seorang perempuan. Di antaranya, kitab Nisa’ Haular-Rasul karya Umar Ahmad ar-Rawi, kitab Al-Mar’atu fil-Quran karya Abbas Mahmud al-Aqqad dan kitab Al-Maratu fil-Quran milik Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi. Namun kitab tersebut tidak menjelaskan tentang perempuan yang kisahnya tertera dalam al-Quran. Melainkan lebih fokus pada pembahasan terkait problematika perempuan.

Di antara penjelasan tentang kisah seorang perempuan hebat dapat kita jumpai dalam surah Ali Imran. Syekh Al-Alusi menambahkan penjelasan tentang kesucian seorang Sayidah Maryam bahwa Allah telah memilih, mensucikan dan mengkhususkannya dengan karamah. Keutamaan tersebut melebihi dari keutamaan perempuan lain, seperti Sayidah Fatimah, Sayidah Khadijah dan Sayidah Aisyah radliyallahu anhunna. Hal ini diperkuat oleh hadis yang disabdakan Rasulullah yang berupa: “Pemimpin seorang perempuan ahli surga adalah Sayidah Maryam binti Imran lalu Fatimah kemudian Khadijah dan disusul oleh Asiyah istri dari Fir’aun”. Dalam pendapat lain, Syekh Abu Jakfar menjelaskan bahwa perempuan yang paling utama dari awal masa sampai akhir nanti adalah Sayidah Fatimah, karena beliau adalah putri dari Rasulullah.

Baca Juga: Al-Quran Bukan Kitab Suci

Di dalam kitab sebanyak 15 jilid ini juga tidak melewatkan penjelasan tentang Hannah (yang dikenal dengan Imra’atu Imran dalam al-Quran). Di saat ia melihat seekor burung yang memiliki anak, hatinya pun terbesit untuk memiliki anak laki-laki. Dia bernazar untuk membebaskan dan menjadikannya seorang pelayan Allah. Namun di luar dugaan, anak perempuanlah yang ternyata lahir dari perut Hannah. Namun dengan keteguhan hatinya, ia tetap menjadikan anaknya sebagai seseorang yang memfokuskan dirinya beribadah kepada Allah serta menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi.

Kitab ini memiliki ciri khas penafsiran ayat yang gamblang, di samping menjelaskan ilmu gramatika pembacaan ayat, Syekh Al-Alusi juga menjelaskan maksud dari lafal dan menyertai kisah yang berhubungan dengan ayat tersebut. Di samping itu, beliau juga mencantumkan hadis yang memiliki hubungan dengan ayat yang ditafsiri. Setelah mencantumkan redaksi hadis, beliau juga menjelaskan maksud dari hadis tersebut. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa konten pembahasan dalam kitab tafsir ini sangat luas sekali. Butuh ketelitian dan kesabaran dalam memahaminya. Walaupun bukan kitab yang fokus dalam pembahasan perempuan, setidaknya kisah yang dijelaskan dalam kitab tafsir ini telah memberikan gambaran akan kehebatan para wanita dalam al-Quran.

Dede Febiyan H

Spread the love