Menjadi seorang muslimah adalah sebuah kebanggaan yang patut untuk disyukuri dalam hati yang terdalam. Apalagi, jika menyandang predikat salihah. Maka seakan dia menjadi perempuan paling bahagia di dunia.

Ada banyak hal yang harus ditempuh untuk menjadi wanita yang bergelar salihah. Karena memperoleh titel salihah tidaklah semudah mambalik tangan. Bahkan lebih sukar dari sekadar mendapatkan titel S.pdi, MA dan semacamnya.

Di antara cara yang paling mudah dan simpel untuk menjadikan diri termasuk dalam deretan wanita salihah adalah, dengan menjadikan al-Quran sebagai teman setia yang selalu menemani di setiap langkah, baik kala duka ataupun suka.

Al-Quran turun kepada umat manusia sebagai tuntunan dan pedoman bagi kehidupan, sebagaimana termaktub dalam firman-Nya:

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2)

“Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah [2] : 2)

Dengan cara menjadikan al-Quran tempat berlabuh atas segala hal yang dialami dalam hidupnya, seorang muslimah memiliki peluang besar untuk menjadikan dirinya golongan para bidadari surga. Sehingga nantinya, ia akan menjadi sosok perempuan yang diidam-idamkan oleh hamba-hamba-Nya.

Setidaknya, ada tiga langkah yang perlu dilakukan oleh seorang muslimah untuk menggapai cita-cita mulia tersebut. Pertama, menghafal ayat-ayat suci al-Quran.

Menghafal al-Quran merupakan sebuah anugerah tersendiri yang memiliki kesan dan rasa nikmat yang tiada tara. Dan itu hanya bisa dirasakan oleh orang yang menghafalkannya.

Menghafal al-Quran tidak seperti menghafal kitab, buku atau yang lainnya. Ketika seseorang menghafalkan al-Quran, secara tidak langsung dia menghidupkan lentera-lentera kecil dalam kegelapan hatinya secara perlahan. Hingga nantinya semua gelap di hatinya akan berubah menjadi terang benderang. Saat perempuan mampu menghafal al-Quran secara sempurna, maka hampir bisa dipastikan dia merupakan orang yang baik secara lahir batin. Sebab, al-Quran tidak akan ditempatkan dalam diri seseorang yang buruk dan tercela.

Kedua, memahami kandungan ayat-ayat suci al-Quran. Setelah seorang muslimah mampu menghafal al-Quran, dia dituntut untuk mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh al-Quran. Sebab terasa kurang sempurna kalau al-Quran hanya berada dalam otak. Tidak berada dalam tubuh dan hati. Untuk menciptakan hati dan tubuh Qur‘ani, sorang muslimah harus memahami makna yang terkandung dalam ayat-ayatnya dan selanjutnya mengamalkannya.

Perlu dimengerti, segala hal yang diperlukan oleh seorang muslimah dalam menjalani hidup sudah tersedia lengkap di dalam al-Quran. Semisal, ketika seorang muslimah ingin mengetahui kriteria pribadi salihah, maka silakan memahami QS an-Nisa ayat 34. Saat perempuan ingin menjadi perempuan yang bahagia, maka silahkan membaca QS al-Ahzab ayat 35. Bahkan, ketika seorang muslimah pilu akan jodohnya kelak, al-Quran juga memiliki solusinya, tepatnya QS an-Nur ayat 26.

Segalanya sudah tersedia dalam al-Quran. Maka, jalan terbaik yang harus ditempuh oleh seorang muslimah agar menjadi pribadi yang selalu dicinta, tidak lain adalah al-Quran. Nah, di saat seorang muslimah mampu menghafal, memahami dan mengamalkan al-Quran. Maka, dia telah mengisi otak, hati dan tubuhnya dengan al-Quran.

Ketiga, meneladani sosok wanita salihah dalam al-Quran. Penting bagi siapapun yang hidup di dunia ini, untuk memiliki seorang idola. Sebab, idola tak ubahnya seorang guru yang bisa kita teladani napak tilasnya. Idola yang paling tepat bagi para muslimah tidak lain adalah wanita-wanita salihah yang sudah disematkan namanya oleh Allah dalam kitab suci al-Quran.

Dalam al-Quran, seorang muslimah bisa menemukan serta meneladani para wanita suci nan mulia. Di antaranya, Sayidah Maryam. Sayidah Maryam adalah sosok wanita suci yang sangat intens dalam menjaga kehormatanya. Juga merupakan perempuan yang taat beribadah. Sehingga dari rahimnya terlahir seorang anak yang mulia dan termasuk dalam jajaran para utusan Allah, yakni Nabi Isa, sebagaimana yang telah terlansir dalam QS at-Tahrim ayat 12 :

وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ (12)

“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” (QS. at-Tahrim [65] : 12)

Selain itu, adalagi perempuan mulia yang bisa diteladani oleh seorang muslimah, yakni Sayidah Asiyah. Sayidah Asiyah adalah sosok perempuan tangguh dan berjiwa besar. Dia hidup dalam kehidupan yang begitu pelik. Suaminya menyekutukan Allah. Bahkan, mengaku bahwa dirinya adalah tuhan. Namun, dia tetap beriman kepada Nabi Musa dan mempertahankan imannya di tengah sifat bengis dan diktator yang dimiliki oleh suaminya. Ibarat padang pasir, dia adalah pohon kaktus yang mampu bertahan di atas gurun pasir yang amat panas. Sehingga kisahnya pun diukir dalam al-Quran, tepatnya QS at-Tahrim ayat 11 :

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (11)

“Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata : «Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir›aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.” (QS. at-Tahrim [65] : 11)

Dari kedua sosok wanita di atas, perempuan era sekarang bisa mengambil pelajaran untuk diteladani dan berusaha untuk menjadi generasi Maryam dan Asiyah masa kini.

Setelah perempuan mampu menghafal al-Quran, memahami makna ayat-ayat suci al-Quran, mengamalkan apa yang ditunjukkan oleh al-Quran dan meneladani sosok salihah dalam al-Quran, maka tak mustahil predikat salihah mudah untuk disandangnya. Sebab, aliran darah, detak jantung dan pergerakan tubuhnya adalah inti sari yang menetes dari ayat-ayat suci alQuran yang menjadikannya sosok yang selalu dicintai oleh Allah dan makhluk-Nya. Ketika semuanya seperti ini, maka sangat mungkin akan terlahir generasi salih-salihah dari rahimnya yang selalu menjadi idaman dan impian setiap wanita yang akan menjadi ibu rumah tangga. Wallahu A’lam.

Muhammad Zainulloh

Baca juga: Klarifikasi Najis Ma’fu

Spread the love