Mewah, Megah, Khidmah
Berwisata religi ke Bangkalan, tidak sempurna sebelum mengunjungi makam Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan. Makam ini berada di Desa Martajesah, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, Indonesia. Tempat ini sangat indah dan selalu ramai diserbu pengunjung. Hari-hari biasa saja setidaknya lima puluh bis dari berbagai kota dan kabupaten berkunjung ke makam ini sebagaimana informasi dari petugas makam, Ust Maqol Ulum. “Ini belum menghitung peziarah yang menggunakan mobil dan motor lho mas,” imbuh beliau.
Nama besar pemilik makam didukung akses jalan yang begitu mudah menjadikan makam ini beramai-ramai diburu orang. Bagi pengunjung luar pulau Madura yang menggunakan kendaraan selain bis, lepas jembatan Suramadu Anda langsung menuju alun-alun Bangkalan. Dari Alun-Alun Anda lurus ke arah selatan menuju Pasar Senenan. Tepat di lampu merah Senenan, Anda belok kanan dan tinggal mengikuti petunjuk arah yang sudah terpampang di pinggir ruas jalan. Sementara bagi rombongan bis, Anda mengambil rute makam Syaichona Kholil melalui jalur Plaza Bangkalan.
Tiba di lokasi, pengunjung langsung disuguhi pemandangan menakjubkan. Sebuah masjid megah berkubah kuning emas dengan dua menara gagah menawan. Warna kuning emas yang begitu menyala dan mendominasi dipadukan dengan warna hijau dan putih ditambah pantulan cokelat marmer tampak anggun berwibawa. Masjid dengan pintu utama berdesain balkon raksasa ini dipenuhi dengan hiasan kaligrafi ayat suci. Mulai ornamen agak besar sampai ornamen kecil dengan lekukan-lekukan rumit menempel pada setiap sudut masjid. Selain pintu utama, masjid ini dilengkapi banyak pintu penunjang agar menghindari desak-desakan. Bagian depan ada dua pintu masuk mendampingi pintu utama dan bagian sebelah kiri-kanan setidaknya juga ada dua pintu masuk.
Memasuki bagian dalam masjid, hal yang lebih menakjubkan terpampang nyata. Suasana glamour bak istana tertangkap sejauh mata memandang. Masjid berbentuk persegi empat ini cukup luas dan sangat nyaman. Berdiri dua lantai, bagian dalam tetap mempertahankan warna kuning emas sebagai latar utama dengan perpaduan warna cokelat marmer. Kaligrafi dan ornamen juga konsisten berjejer rapi menempel tiap sudut bagian dalam. Bahkan, bagian dalam ini kian menegaskan keahlian pemilik ukiran. Di tengah lengkungan kubah, sebuah lampu hias besar berwarna putih menggelantung indah. Tak kalah dengan tembok dan cagak yang menawan, bagian atap juga memberi sensasi luar biasa anggun.
Bungunan masjid yang begitu mewah dan megah berpadu dengan suara khidmah lantunan bacaan para peziarah. Masjid yang bisa menampung ribuan orang ini penuh sesak dengan ratusan pengunjung yang datang-pergi silih berganti. Mereka memanjatkan jutaan harap dan doa mengais barakoh sang wali, Syaichona Kholil. Pesarean Syaichona Kholil ada di sebelah kanan mihram imam. Di makam bagian kanan ini, selain makam Syaichona Kholil, ada empat makam keturunan beliau, yaitu makam KH. Abdullah Schal (cicit Syaichona Kholil), KH. Muntaha (menantu Syaichona Chonan) KH. Imron (putra Syaichona Kholil) dan KH. Fuad bin KH Amin (cicit Syaikhona Cholil). Sementara itu di samping kiri mihrab, juga ada makam keluarga Syaichona Kholil, yaitu makam KH. Kholil Ag, makam KH. Kholilurrahman, KH. Amin Imron, KH. Faruq Amin dan para istri atau putri Dzurriyah Syichona Kholil.
Ketika azan berkumandang, makam ditutup dengan tabir. Semua pengunjung tertib menyimak suara azan dan melanjutkan dengan shalat berjemaah. Guna memberi kenyamanan pada peziarah, pengurus masjid memfungsikan lantai dua untuk digunakan sebagai tempat shalat shafar. “Untuk kegiatan masjid, sebagaimana masjid pada umumnya adalah shalat berjemaah lima waktu,” terang Ust. Maqol Ulum. “Selain itu, kami juga mempunyai beberapa kegiatan rutinan, seperti setiap Ahad siang sampai malam Senin Legi, berupa khatmil-Quran bil-ghaib yang diisi oleh para dzurriyah huffadz Syaichona Kholil dilanjut dengan istighasah bersama setelah shalat Isya berjemaah. Pesertanya tidak hanya orang lokal saja, ada beberapa jemaah luar kota yang rutin mengikuti acara ini,” urai Ust. Maqol panjang lebar. Setiap bakda shalat Maghrib malam Jumat juga diadakan tahlil bersama. Hal ini rutin diadakan mulai dulu semenjak masjid belum direnovasi. Juga, ada kegiatan Perayaan Hari Besar Islam (PHBI).
Masjid yang dibangun selama tiga tahun ini, tepatnya mulai Juni 2006 dan diresmikan tahun 2009, mempunyai halaman yang begitu luas. Pohon rindang mengitari masjid yang menelan biaya 15 Miliyar ini. “Dana masjid banyak diperoleh dari donatur. Tidak semuanya memberikan dalam bentuk uang. Contohnya lantai Masjid. Seluruh marmer lantai masjid ini ditanggung oleh Syekh Puji. Dia mengirim langsung dari Jawa Tengah,” terang mandor pembangunan Masjid Syaichona Kholil.
Saharudin Yusuf/SIDOGIRI