Kota Cirebon tidak hanya memiliki daya tarik ziarah makam Sunan Gunung Jati semata bagi para pelancong maupun peziarah Wali Songo, seperti makam tokoh nasional, Mbah Buntet di edisi sebelumnya. Tidak hanya di situ, ketika Anda hendak travelling tour ke salah satu kota wali ini kurang sempurna rasanya bila tidak bertandang mampir ke Masjid Raya At Taqwa, salah satu landmark kebanggaan masyarakat Cirebon. Masjid ini terletak di Jl. Siliwangi Kampug Kejaksan, lokasi strategis yang menjadi jalan pantura dari arah Gunung Jati menuju ke Jawa Tengah, cocok sebagai transit para peziarah untuk berhenti sejenak menghapus rasa penat perjalanan sekaligus beribadah.

Masjid Raya At-Taqwa

Masjid Raya At-Taqwa sebelumnya bernama Tajug Agung berbentuk langgar alit yang didirikan 1918. Selain masjid At-Taqwa, ada deretan masjid yang kuno yang lain, seperti masjid Agung Jagabayan dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa atau yang dikenal Masjid Kesepuhan. Perluasan dan rehabilitasi Masjid Raya At-Taqwa terus ditingkatkan. Lalu pada tahun 1963 masjid ini diresmikan dengan luas bangunan tidak lebih dari delapan meter lima meter. Tercatat sudah empat kali Masjid Raya At-Taqwa mengalami renovasi dan pada tahun 2005 merupakan renovasi terakhir berskala besar. Sampai sekarang tercatat secara administratif luas tanah masjid 8.000 m2 dengan luas bangunan 5.000 m2.

Gaya arsitektur Masjid Raya At-Taqwa mencirikan bangunan tropis dengan atap jurai serta dilengkapi dengan empat menara kecil (menaret) dan sebuah menara setinggi 65 meter. Namun kehadiran gerbang (gate) selebar tiga meter sebelum memasuki bangunan utama yang menjadi point of interest bangunan masjid memberi nilai eksotik tersendiri.

Gerbang dengan warna emas yang menyolok bertuliskan kaligrafi dua kalimat syahadat yang terbuat dari bahan glass reinforced cement (GRC) di atas batu granit asli dari Brazil, memberi kesan keindahan Islam dengan tiket bersyahadat bagi yang ingin memeluk agama Islam.

Baca Juga: Masjid Megah Kebanggaan Warga Klaten

Bingkai putih semakin menonjolkan warna emas gerbang. Enam tiang penyangga lampu taman yang menghiasi jalan masuk menuju gerbang, seperti hendak menyambut ramah kedatangan tamu-tamu Allah. Seluruh lantai dan dinding masjid menggunakan batu granit, begitu juga tiang-tiang dalam masjid. Tiang-tiang dihiasi dengan ornamen arsitektur Islam.

Tidak seperti bangunan umumnya, bagian dinding tidak dilengkapi dengan jendela yang tertutup kaca. Jendela besar-besar yang ada dibiarkan terbuka untuk membiarkan aliran udara lancar keluar masuk masjid. Jendela hanya diberi teralis besi ditambah elemen estetika yang terbuat dari kuningan dengan pola arsiterktur Islam. Keteduhan juga diupayakan untuk dihadirkan di arena luar masjid dengan menanam 10 pohon kurma di halaman samping masjid yang dekat dengan sisi jalan, menjadikan kesan eksotik ala Timur Tengah di bumi nusantara. Kehadiran dua kolam air mancur di sisi kanan dan kiri bagian depan masjid, semakin melengkapi keindahannya.

Fasilitas Masjid Raya At-Taqwa

Keindahan dan pesona Masjid Raya At-Taqwa semakin terasa kala menara masjid yang setinggi 65 m selesai dibangun dan mulai dibuka untuk umum. Para jamaah dapat menikmati indahnya suasana Kota Cirebon dari ketinggian. Pada ruangan menara dilengkapi dengan wisata foto Cirebon Tempo Doeloe. Sehingga para pengunjung dapat menikmati juga setiap titian tangga di setiap lantai.

Masjid Raya At-Taqwa sendiri sengaja dirancang seperti di kota lain, yakni di sekitar masjid ada alun-alun, pendopo, dan mudah akses ke pasar. Sebab, masjid bukan hanya menjadi tumpuan tempat beribadah saja. Namun, di sekitarnya juga sebagai bahtera umat Islam dalam kehidupan bersosial dan berekonomi sebagaimana ketika Rasulallah setelah membangun masjid Nabawi dan dilanjutkan membangun pasar sebagai tumpuan perekonomian dan kemandirian umat Islam menandingi perekonomian umat Yahudi kala itu.

Baca Juga: Masjid ArRiyadh Solo

Demi memberdayakan kenyamanan dan memperkuat akidah jamaah maupun masyarakat sekitar agar tetap terjaga, pengurus Masjid Raya At-Taqwa memiliki program dalam bentuk beberapa kegiatan dan fasilitas. Dari situlah dibentuk struktur keorganisasian dengan kepengurusan yang utuh. Beberapa agenda rutin di Masjid Raya At-Taqwa direalisasikan, antara lain; kuliah subuh termasuk di bulan Ramadhan, pengajian rutin di malam Selasa, Kamis, dan Jumat, berdirinya TPA, TK, dan rumah tahfi dz, serta lembaga zakat. Banyak para dai kondang yang mengisi pengajian di masjid At Taqwa, diantaranya mubaligh terkenal penuh kelembutan asal Cirebon, Habib Abuya Yahya.

Menurut Bapak Syaeful Badar, MA selaku humas menuturkan bahwa jumlah jamaah Masjid Raya At-Taqwa bisa mencapai ratusan bahkan ribuan jamaah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. “Selama bulan Ramadhan saja yang sudah berjalan delapan tahun setiap shalat Taraweh pasti menghabiskan satu juz dalam semalam dan menampilkan enam imam tahfidz, maka inilah yang menjadi ciri khas yang harus kami lestarikan,” tutur humas masjid tersebut.

Fasilitas Masjid Raya At-Taqwa

Fasilitas Masjid Raya At-Taqwa bisa dibilang lengkap, mulai dari perpustakaan, Mobil Ambulance dan yang lain. Bahkan Masjid Raya At-Taqwa sudah menggunakan system IT dan memiliki web sendiri yaitu At-Taqwa Cirebon. Ditambah lagi koperasi dan toko At-Taqwa dilakoni untuk kemandirian fi nansial Masjid. Sistem pengelolaannya tentu saja melibatkan remaja.

Baca juga: Dana Masjid Untuk Acara Maulid?/ Kolom Fuqaha

Menurut beliau, keinginan terbesar dari para pengurus Masjid Raya At-Taqwa ialah ingin mengembangkan Cirebon agar tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan di tingkat Jawa Barat. “Pada abad ke empat atau lima belas Sunan Gunung Jati memproklamirkan Cirebon sebagai Kesultanan Islam. Beliau adalah salah satu sultan yang mengislamkan Jawa Barat, sehingga kami punya tanggung jawab agar sentral kegiatan Islam di Jawa Barat ada di Cirebon,” ujar belia

M. baihaqi/sidogiri

Spread the love