Hal yang tak perlu dibahas lagi apalagi sampai divonis bidah adalah perayaan maulid Nabi Muhammad dengan pembacaan bait-bait syair yang berisi pujian kepada sang Baginda. Di Indonesia perayaan ini sudah merata, dari Sabang sampai Merauke, lebih-lebih di Madura, kecuali segelintir orang yang hatinya terkunci mati yang kerjaannya hanya menvonis bidah ke sana kemari.
Perayaan maulid dengan membaca sirah Nabi Muhammad sangat dianjurkan, agar generasi kita mengetahui secara detail kehidupan nabinya. Di samping itu, keberkahan akan melimpah dan menyelimuti sebuah tempat yang dibacakan sirah Nabi melalui maha karya para ulama, salah satunya kitab Syaraful-Anâm yang ditulis oleh Syekh Ahmad bin Qasim.
Sehubungan dengan ini, Imam Jalaluddin as-Suyuthi menyatakan dalam
مَا مِنْ بَيْتٍ أَوْ مَسْجِدٍ أَوْ مَحَلَّةٍ قُرِئَ فِيْهِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إلَّا حَفَّتَ ِالمَلَائِكَةِ ذَلِكَ البَيْتِ أَوْ المَسْجِدِ أَوْ المَحَلَّةِ وَصَلَّتْ المَلَائِكَةُ عَلَى أَهْلِ ذَلِكَ المَكَانِ وَعَمَّهُمُ اللهُ تَعَالَى بِالرَّحْمَةِ وَالرِّضْوَانِ وَأَمَّا المُطَوَّقُوْنَ بِالنُّوْرِ يَعْنِيْ جِبْرِيْلَ وَمِكَائِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ وَعِزْرَائِيْلَ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ فَإِنَّهُمْ يُصَلُّوْنَ عَلَى مَنْ كَانَ سَبَبًا لِقِرَاءَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Sebuah rumah, masjid, dan daerah salah satu kitabnya, al-Wasâ’il fi Syarhil-Masâ’il yang di dalamnya dibacakan Maulid Nabi Muhammad niscaya akan dikelilingi malaikat. Malaikat meminta ampunan dosa terhadap penghuni tempat tersebut, dan Allah meliputi mereka dengan rahmat dan keridhaan-Nya. Adapun malaikat yang bertabur cahaya yakni Jibril, Mikail, Israfil dan ‘Izrail, mereka meminta ampunan dosa terhadap orang-orang yang menjadi penyebab bagi pembacaan Maulid Nabi.
Bahkan, keberkahan membaca maulid Nabi Muhammad juga mampu menghilangkan kemarau panjang, wabah, kebakaran, tenggelam, segala penyakit, cobaan, kedengkian, dan segala tindakan kejahatan. Jika orang itu rutin membaca maulid Nabi Muhammad akan dimudahkan oleh Allah mejawab segala pertanyaan dua malaikat dalam kubur serta memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah.
Keberkahan yang sama juga dinyatakan oleh Imam Qadhi Iyadh dalam salah satu kitabnya yang mengulas seputar keutamaan dan hak-hak Rasulullah, Asy-Syifâ bi Ta’rîfi Huqûqil-Mushthâfâ.
Imam Ibnu Qasim dan Ibnu Wahb meriwayatkan dari Malik yang mendengar penduduk Makkah berkata: “Tiada sebuah rumah (keluarga) yang di dalamnya ada nama Muhammad kecuali keluarga itu dan tetangganya diberkahi rezeki yang melimpah. Nabi Muhammad juga bersabda: “Tidak ada bahaya yang menimpa salah satu dari kalian, selamanya di rumahnya ada yang bernama Muhammad, dua orang bernama Muhammad atau lebih.”
| BACA LAGI : POPULARITAS KITAB MAULID SIMTUDDUROR
Manfaat dan keberkahan itu amatlah nyata, dan banyak bukti sejarah yang mendukung hal itu. Salah satunya, kisah viral keluarga Yahudi yang mendapatkan hidayah gara-gara tetangga mereka kerapkali menggelar acara Maulid Nabi Muhammad sebagaimana yang rutin dilakukan oleh masyarakat Indonesia, dengan membacakan salah satu kitab maulid yang masyhur di kalangan kita yakni Maulid Syaraful Anâm.
Singkat cerita, syahdan, di Negeri Piramida ada sebuah keluarga yang setiap tahun menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad. Keluarga itu bertetangga dengan orang Yahudi. Suatu saat, istri si Yahudi itu bertanya kepada suaminya: “Kenapa, tetangga Muslim itu setiap bulan ini (Rabiul Awal) menghabiskan uangnya guna menggelar acara itu?”. Si Yahudi menjawab: “Karena ia beranggapan di bulan inilah nabinya dilahirkan, ia melakukannya karena gembira dengan nabinya serta memuliakan hari kelahirannya”.
Sesaat setelah mengobrol, keduanya pun tidur dengan lelap. Dalam tidurnya, istri si Yahudi itu bermimpi melihat seorang laki-laki yang begitu menawan, berwibawa yang diiringi oleh rombongan, masuk ke dalam rumah yang biasa menggelar maulid itu. Merasa heran dengan kejadian itu, wanita itu pun bertanya kepada salah seorang di antara anggota rombongan itu: “Siapa laki-laki yang tampan ini?” Orang itu menjelaskan bahwa itulah Rasulullah. Beliau masuk ke rumah ini untuk mengucapkan salam kepada penghuni rumah dan menemui mereka yang telah menunjukkan rasa suka-cita mereka atas kelahiran Baginda”.
Wanita Yahudi itu kembali bertanya, “Maukah orang itu berbicara denganku apabila aku mengajaknya bicara?”, laki-laki tadi menjawab: “Sudah tentu beliau mau”. Wanita Yahudi itu pun lantas menemui Rasulullah lalu menyapanya: “Wahai Muhammad”. Lantas Nabi pun menjawab: “Aku sambut panggilanmu“. Wanita itu pun berkata: ”Engkau menjawab orang sepertiku dengan sambutan, sedangkan aku bukan pengikut agamamu, dan aku pun termasuk salah satu musuhmu.”
Rasulullah dengan tersenyum menjawab pertanyaannya: “Demi Dzat yang telah mengutusku dengan benar menjadi nabi, aku tidak menjawab panggilanmu sehingga aku mengerti bahwasanya Allah telah memberi hidayah kepadamu.”
Wanita itupun membalas :“Sesungguhnya Anda memang benar seorang nabi yang mulia yang berpribadi agung, celakalah orang yang menyalahi perintahmu, dan merugilah orang yang tidak mengerti pangkatmu. Ulurkanlah tanganmu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan engkau adalah utusan Allah.”
Dalam hatinya, wanita itu berniat akan bersedekah dengan seluruh harta yang ia miliki dan melaksanakan jamuan untuk memperingati Maulid Nabi, sekaligus sebagai perwujudan rasa syukur atas keislamannya.
| BACA LAGI : MENERKA PELOPOR PERINGATAN MAULID NABI
Esok harinya, ia melihat suaminya sudah sibuk dan antusias menyiapkan hidangan. Melihat hal aneh itu, istrinya pun bertanya dengan penuh keheranan: “Ada apa ini, aku lihat engkau begitu sibuk dan bersemangat pagi ini?”. Si suami menjawab: “Karena orang yang kau lihat tadi malam, dan engkau masuk Islam di hadapan orang itu.”
Tambah penasaran, si wanita itu bertanya lagi: “Siapa kiranya yang telah membukakan engkau rahasia ini dan memperlihatkannya kepada mu?”. Si suami pun menjawab dengan semangat: “Ia adalah Nabi Muhammad, aku masuk Islam setelah dirimu. Beliaulah Nabi yang diterima syafaatnya kelak untuk orang yang bershalawat dan bersalam atasnya”.
Demikianlah kedahsyatan perayaan maulid Nabi Muhammad yang mampu membuat orang kafir menjadi Muslim, tentunya juga dengan hidayah Allah karena keberkahan pembacaan kitab , tetapi penyebabnya memang murni maulid tersebut yang isinya gubahan gubahan pujian tingkat tinggi untuk Baginda Nabi Muhammad. Wallahu a’lam