Resepsi pernikahan menjadi momentum yang sangat dinantikan oleh banyak pihak. Momen di mana kedua mempelai yang berdandan ayu dan tampan diperkenalkan sebagai sepasang suami-istri yang sah. Para tamu undangan hilir mudik mengucapkan selamat dan menyenandungkan doa. Di sini kami akan mengulas beberapa etika menghadiri resepsi pernikahan?

  • Menghindari Walimah yang Mengandung Kemungkaran

Dalam acara resepsi pernikahan terdapat beberapa kemungkaran yang mestinya dihindari, semisal ikhtilath, konser musik dengan penyanyi berpakaian minim, dan lain sebagainya. Pembahasan mengenai kemungkaran-kemungkaran dalam walimah telah dibahas tuntas dalam rubrik kajian Sidogiri Media edisi 109.

Apabila ditengarai terdapat kemungkaran dalam acara resepsi, sedangkan kita tidak mampu menghilangkannya, maka lebih baik tidak perlu menghadiri acara tersebut, karena saat itu hukum wajib menghadirinya sudah dianggap gugur.

  • Berniat Mengamalkan Sunah

Saat menghadiri resepsi pernikahan kita harus menata niat. Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin-nya mengajarkan beberapa niatan dalam menghadiri resepsi pernikahan, di antaranya; niat mengikuti sunah Nabi saw, menjalankan kewajiban syariat, dan silaturrahim.

  • Memakai Pakaian yang Sesuai Syariat

Saat seorang wanita keluar rumah setan akan terus membisiki dan menggodanya, sehingga wanita tersebut merasa selalu diperhatikan oleh orang-orang di sekelilingnya. Akhirnya, demi memenuhi hasrat tampil menawan di hadapan orang lain seorang Muslimah sering kurang memperhatikan etika dalam berbusana. Maka dari itu, dalam berbusana kita harus memperhatikan bagaimana pakaian yang sesuai dengan tuntunan syariat. Saat menghadiri pesta kita tidak boleh menggunakan pakaian yang ketat, memperlihatkan bentuk tubuh, atau bahkan mempertontonkan aurat.

Menggunakan pakaian ketat adalah adat istiadat orang Yahudi. Rasulullah saw dalam hadisnya telah memberi ancaman, bahwa orang-orang yang berpakaian ketat tidak akan mencium bau surga di akhirat kelak.

Selain pakaian, dalam berhias kita juga tidak boleh berlebihan. Apalagi hanya untuk berbangga-bangga dan demi mendapat pujian orang lain. Naudzubillah.

  • Tidak Memakai Parfum bagi Wanita

Bagi perempuan juga hendaknya tidak memakai parfum. Karena jika sampai tercium oleh lelaki lain maka hukumnya bisa haram. Lain halnya jika parfum tersebut dipakai ketika memasuki ruangan khusus wanita. Ancaman terhadap wanita yang mengumbar wewangiannya disampaikan oleh Rasulullah Saw. Dalam sabdanya,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

“Wanita manapun yang memakai wewangian, lalu dia berjalan di antara para pria agar mereka mencium bau wanginya, maka dia adalah seorang pezina.” Naudzubillah.

  • Mendoakan Kedua Mempelai

Di antara hal terpenting dari kehadiran kita dalam acara resepsi adalah mendoakan kedua mempelai agar menjadi jodoh yang sehidup sesurga. Ada banyak macam doa yang bisa dibaca untuk kedua mempelai. Namun doa yang diajarkan langsung oleh Nabi Saw sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah adalah:

بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Semoga Allah memberkatimu, dan semoga keberkahan selalu menyertaimu, dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan. (HR. Ahmad)

Demikian ulasan singkat tentang beberapa etika menghadiri undangan pernikahan, semoga bermanfaat.

Spread the love