Oleh: Ady Ferozabady (AF)*

Miris sekali melihat wanita zaman now yang terlalu jauh terbawa arus modernisasi, ikut-ikutan trend Barat yang gemar memosting foto dengan busana super ketat dan mempertontonkan lekukaklekukan tubuh mereka. Apalagi ditambah make up super menor yang bikin wajah putih mengkristal meski tangan tetap hitam kusam.

Dengan gaya miring kanan atau kiri, berpose bersama teman atau dalam pesta pernikahan dan semacamnya, lalu mengupload ke sosial media, tanpa memperhatikan bahwa di sana semua orang bebas stalking. Demikian ini, secara tidak langsung mempersilahkan mata lelaki jelalatan untuk lebih leluasa meneliti setiap sisi dari tubuh indahnya. Merekapun ternyata welcome dengan likes dan komen mereka, justru merasa gundah gulana kalau postingannya sepi tanggapan. Padahal, kebanyakan mereka sudah punya anak dan suami.

Sebab inilah, banyak di berbagai media beredar sebuah keluarga hancur karena tidak saling melengkapi. Kadang memilih chatingan dengan orang lain, sehingga timbullah kecemburuan dan berakhir penceraian, sampai-sampai tidak dapat dielakkan bisa meranah pada pembunuhan.

Muhammad bin Sa’id bin Abi Waqas meriwayatkan hadis yang didapat dari ayahnya, bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Kebahagian ada dalam tiga perkara, 1) seorang wanita (istri) yang apabila dipandang engkau langsung dibuat takjub, dia bisa menyimpan dan menjaga dirinya dan hartamu, 2) peliharaan yang bagus, maka kamu mendapatkan selayaknya ia adalah temanmu, 3) rumah luas yang banyak perlengkapannya.”

Karena itu, mungkin beberapa saran di bawah ini dapat menuntun menuju jembatan penuh berkah, agar engkau menjadi wanita muslimah paripurna yang membuat para bidadari cemburu akan perangai indahmu.

Menaati Suami

Memang seyogyanya istri harus selalu patuh pada apa yang diperintah suami, selalu mementingkan segalanya demi kebaikan suami, sebagaimana Sayidah Khadijah dulu yang merelakan semua kekayaan dan raganya untuk dakwah Nabi dan kejayaan Islam. Demikian ini bukan lantas memposisikan suami berkuasa di atas segalanya, seakan istri budak dari suami. Tapi, dikarenakan tanggung jawabnya kepada istri sangatlah besar.

Untuk hal ini Nabi bersabda, “Tidak sepatutnya seorang manusia sujud kepada sesama manusia, andaikan hal ini pantas (bagus), niscaya saya sudah memerintah wanita (istri) untuk sujud kepada suaminya, karena begitu besar (agung) tanggung jawab suami terhadap istrinya”.

Dari sinilah menaati suami menjadi kewajiban untuk istri, sehingga andaikan salah satu keluarga istri ada yang sakit atau hampir meninggal, apabila tidak mendapat restu suami maka dalam pandangan Islam tidak diperkanankan menjenguk (keluar). Hal ini karena semua beban istri menjadi tanggungannya, menyebabkan apa yang diperintah suami harus dijalani selagi tidak bertentangan dengan syariat Allah, karena tidak ada ketaatan di dalam bermaksiat kepada Allah.

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Rasulullah bersabda, “Wahai para wanita, bersedakahlah kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian paling banyak yang menjadi penduduk neraka”. Kemudian mereka bertanya, “Kenapa Ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Kalian banyak melaknat dan kufur terhadap suami kalian semua.”

Perilaku di atas biasa terjadi ketika istri sudah dikuasai amarah, maka sebaiknya seorang istri memperbagus pergaulannya dengan suami, sebab ia mungkin membencinya tapi dengan perilaku itu Allah malah menurunkan kebaikan yang melimpah ruah karena sabar.

Memang tidak bisa dipungkiri, menjadi wanita Muslimah sejati yang selalu menyejukkan dan selalu membuat hari-hari suami serasa di taman surga tidaklah gampang, butuh mujahadah (perjuangan) yang sungguh-sungguh. Nabi pun memberitakan bahwa wanita Muslimah layaknya burung gagak bersayap putih, yang mungkin adanya satu banding seribu. Namun, tidaklah demikian itu membuat kecil hati, dengan selalu taat atas perintah suami dan memenuhi segala hak-haknya, sehingga membuatnya rida maka pastilah Allah rida.

Tidak Cemburu Buta

Cemburu bukan suatu keharusan dan tidak selalu menjadi tuntutan cinta, sebab cinta yang menyatukan dua hati tidak melahirkan cemburu buta. Cemburu biasanya timbul karena sifat ingin menguasai, semakin besar keinginan itu semakin besar pula kecemburuan yang tersisa dan akan semakin menyakitkan serta semakin menyiksa.

Untuk itu Syekh Muhammad bin Ahmad Ismail al-Muqaddam dalam kitabnya yang berjudul al-Mar’ah Baina Takrîmil-Islâm wa Ihânatil-Jahiliyyah menegaskan cemburu ada dua macam, cemburu yang terpuji dan cemburu yang tercela.

Cemburu yang terpuji ialah cemburu yang tidak sampai merusak pada tatanan syariat Allah. Sedangkan cemburu yang tercela ialah kecemburan di hati yang selalu berkobar dan selalu dihiasi prasangka-prasangka jelek dan keraguan cinta setiap waktu.

Karena inilah cemburu buta tidaklah menuai kebaikan, makanya Rasulullah enggan ketika ditawarkan oleh sahabat untuk menikah dengan wanita Anshar, sebab sifat cemburu mereka yang begitu besar, namun di kemudian hari Rasullah menikah dengan Ummu Salamah, karena Nabi berdoa untuk melenyapkan cemburu buta itu.

Lantas selayaknya istri salehah tidak terinfeksi dengan virus cemburu buta. Selain tidak menimbulkan kemaslahatan, malah menambah tatanan keluarga tidak akan harmonis dan bisa menyebabkan ikatan saling mencintai menjadi renggang. Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud dan an-Nasa’i: “Sesungguhnya ada cemburu yang disukai Allah dan ada pula yang dibenci Allah. Adapun cemburu yang disukai Allah adalah cemburu dalam hal yang meragukan, sedangkan cemburu yang dibenci Allah adalah hal yang tidak meragukan.”

Baca juga: Pelajaran Cinta (1) Cinta Ilahi Rabi’ah Al-Adawiyah

Jadi, Muslimah yang indah, cantik dan mempesona bukanlah cantik paras atau pakaian yang ia kenakan, tapi cantik hati yang selalu menutup diri. Itulah kecantikan hakiki. Sebab suami yang selalu tersipu karena perangaimu, kesejukan selalu mengitarinya bak di bukit nan hijau dan ketenangan karena suami percaya sepenuhnya, pastilah berbarokah. Dan engkau akan melahirkan generasi yang InsyaAllah dicintai Nabi Muhammad.

*Penulis adalah santri Sidogiri, aktif di majalah Ijtihad dan duduk di kelas 3-B Aliyah jurusan Tafsir dan Hadis asal Sampang

Spread the love