INKUISISI Spanyol, atau dalam bahasa Spanyol disebut Tribunal del Santo Oficio de la Inquisición adalah Lembaga pengadilan gereja yang didirikan oleh Raja Ferdinand II dari Aragon dan Ratu Isabella dari Kastilia, yang bertujuan untuk menyelidiki mengadili orang-orang Muslim pasca Reconquista dan menyiksa orang yang pura-pura murtad dan melaksanakan syariat islam secara sembunyi-sembunyi.
Pernikahan antara Raja Ferdinand II penguasa Aragon dan Ratu Isabella penguasa Kastilia merupakan awal mula timbulnya benih-benih inkuisisi di Spanyol, dari pernikahan tersebut muncullah Los Reyes Catolicos ( Kerajaan Monarki Katolik) yang merupakan gabungan dari Aragon dan Kastilia.

Lembaga inkuisisi dibentuk di Spanyol pada tahun 1478 atas usulan Alonso de Hojeda, seorang pendeta Dominican yang berhasil meyakinkan Ratu Isabella bahwa di wilayah kekuasaannya ada sebagian conversos (orang-orang yang pindah agama) secara diam-diam namun tetap memelihara keyakinan dan tradisi agama sebelumnya.

Baca Juga: Geliat Intelektual Andalusia
Dewan inkuisisi kemudian secara resmi dibentuk di Seville dan Cordova pada tahun 1481. Dan sebagai hasilnya, enam orang yang dicurigai tidak berkeyakinan sama dengan gereja dibakar hidup-hidup. Sejak itu, dewan-dewan inkuisisi semakin berkembang di wilayah Spanyol.

Setelah Granada runtuh Pada tanggal 2 Rabi’ul Awal tahun 897 H (2 Januari 1492 M) Sultan Boabdil alias Abu Abdullah terpaksa meyerahkan Granada kepada Raja Ferdinand II dan Ratu Isabella dengan perjanjian dan beberapa syarat, di antaranya: penduduk Granada tetap diizinkan menjalankan keyakinan dan agama mereka tanpa ada gangguan dari pihak lain.
Baca Juga: Pewaris Nabi Dari Andalusia
Pada mulanya pejanjian itu berjalan dengan baik, namun lama-lama kemudian kaum Muslimin dipaksa masuk Kristen, dan banyak dari Mereka yang memberontak, tapi pada akhirnya dikalahkan. Banyak dari mereka yang pindah agama. Hanya saja mereka tetap tetap menjalankan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi. Orang-orang ini dikenal sebagai Moriscos Mereka inilah yang kemudian menjadi sasaran utama dewan inkuisisi Spanyol.

Inkuisisi Spanyol punya tiga bentuk siksaan utama yaitu: Garrucha, Toca, dan Potro. Garrucha adalah kerekan yang diikatkan ke pinggang tertuduh yang mengangkatnya ke langit-langit ruangan. Kaki tertuduh diikat dengan pemberat besi. Toca adalah kain linen yang dimasukkan ke mulut tertuduh secara paksa. Kemudian air dituangkan secara pelahan-lahan ke dalam perut tertuduh melalui kain linen tersebut hingga ia merasa tersiksa karenanya. Potro adalah bentuk siksaan di mana tubuh tertuduh diikat kuat-kuat ke sebuah tiang. Kemudian para algojo menarik tali yang melilit tubuh korban dari arah berlawanan secara bertahap hingga tali-tali itu menembus daging.

Fauzan Imron/sidogiri