Ditakdirkan menjadi orang yang istikamah adalah satu keistimewaan. Sebagian ulama mengatakan bahwa istikamah lebih baik dari seribu karamah. “Carilah istikamah, jangan mencari karamah. Sebab nafsumu bergejolak dalam mencari karamah, sedangkan Tuhanmu memerintahkan untuk istikamah.” Begitulah salah satu nasihat yang dikutip dalam kitab ‘Awâriful-Ma’ârif. Imam asy-Syarqawi dalam Syarhul-Hikam menerangkan bahwa istikamah untuk selalu beribadah kepada Allah SWT adalah permintaan orang-orang yang makrifat. Karena itulah permintaan mereka menjadi permintaan yang paling agung. Berikut adalah beberapa tips agar istikamah.
Niat Sebagai Langkah Pertama
Dalam segala amal, niat memiliki bagian yang sangat penting. Tidak sedikit ibadah yang keabsahannya membutuhkan pada niat. Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa amal seseorang itu tergantung pada niatnya. Dalam hadis lain Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa orang yang di dalam hatinya memiliki niat untuk melakukan kebaikan dan ternyata ia tidak sempat melakukannya, ia tetap diganjar mendapatkan pahala amal tersebut. Karena itulah sudah selayaknya segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari diniati untuk ibadah. Begitupula dalam keistikamahan, langkah pertama yang harus ditempuh adalah memperbaiki niat agar ketaatan yang dikerjakan semata-mata karena Allah SWT.
Baca Juga: Jika Senyum Itu Ibadah….
Ikhlas Karena Allah SWT
Ikhlas adalah ruhnya amal. Amal yang tidak disertai keikhlasan karena Allah SWT layaknya raga yang tak bernyawa. Dalam menggapai keistikamahan, ikhlas adalah tangga utama yang harus dinaiki. Sebab tanpa adanya niat yang baik dan keikhlasan, amal yang dikerjakan akan sia-sia. Terlebih untuk menjadi orang yang istikamah, amal yang dilakukan tidak cukup dilakukan sekali dua kali, melainkan terus menerus dikerjakan hingga akhir hayat. Oleh karena itu ikhlas juga termasuk kunci agar tidak bosan dalam beramal. Sebab jika dalam beramal masih mengharap pujian dan sanjungan orang lain, besar kemungkinan amal yang dikerjakan tidak istikamah. Sebab tidak semua orang akan terus menerus memberikan sanjungan. Meskipun pada akhirnya selalu disanjung orang lain, jika tidak ada keikhlasan, amal yang dilakukan pun sia-sia. Imam Fudail bin ‘Iyadh mengatakan, “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, beramal karena manusia adalah syirik, ikhlas adalah Allah SWT menyelamatkanmu dari keduanya.”
Tanamkan Cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW
“Tiga perkara yang jika ada dalam diri seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman: Allah SWT dan Rasulullah SAW lebih dicintai daripada yang lain, mencintai seseorang dan membencinya karena Allah SWT, benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah SWT menyelamatkannya dari kekufuran sebagaimana ia benci dilempar ke neraka.” Begitulah sabda Nabi Muhammad SAW. Di antara cara agar bisa merasakan manisnya iman adalah menanamkan cinta yang setinggi-tingginya kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Jika seseorang sudah mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW secara total, tentu segala perintah tidak akan terasa berat untuk ditaati. Begitu pula segala larangan-Nya juga bisa dijauhi dengan sepenuh hati.
Baca Juga: Membina Ukhuwah Adalah Ibadah
Sementara tanda-tanda bahwa seseorang itu cinta kepada Allah SWT adalah selalu mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Dalam surah Ali Imran ayat 31, Allah SWT berfirman yang artinya, “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Benih-benih cinta kepada Allah SWT dan Rasulllah SAW inilah yang nantinya akan mengantar seseorang untuk istikamah beribadah.
Berdoa dan Bertaubat Setiap Waktu
Dalam meniti jalan istikamah, bukan sesuatu yang mustahil jika seseorang terjerumus dalam lembah dosa dan kesalahan. Sebab selain para Nabi memang tidak ada manusia yang terbebas dari kesalahan. Namun orang terbaik adalah orang yang ketika berbuat salah ia sesegera mungkin untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Dalam surah al-Baqarah ayat 222, Allah SWT menegaskan bahwa Allah SWT mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. Selain bertaubat setiap waktu, berdoa agar tetap diberi keistikamahan dalam beribadah adalah sesuatu keharusan.
Ahmad Sabiq Ni’am/sidogiri