Pendahuluan

Maroko atau Kerajaan Maroko adalah sebuah negara yang memiliki garis pantai yang sangat panjang di Samudera Atlantik. Secara geografis, memiliki wilayah yang sebagian besar terdiri dari gurun dan pegunungan yang terjal. Ia merupakan salah satu dari hanya tiga negara (dengan Spanyol dan Prancis) yang memiliki garis pantai di Samudra Atlantik dan juga di Laut Mediterania. Nama Arab al-Mamlakah al-Maghribiyah (Kerajaan yang berada di barat) sering digunakan sebagai nama alternatif. Maroko memiliki populasi lebih dari 33.800.000 dan luas 446.550 km2 (172.410 sq mi). Ibu kotanya adalah Rabat. Kota terbesar adalah Casablanca. Kota-kota besar lainnya adalah Marrakesh, Tangier, Tetouan, Salé, Fes, Agadir, Meknes, Oujda, Kenitra, dan Nador.

Peran Maroko untuk Perkembangan Islam

Maroko punya peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Afrika Utara. Bahkan ia menjadi pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol, dan Eropa.

Islam masuk pada 680 M ketika Uqbah bin Nafi’ dari kekhalifahan Umayyah menjangkau utara Afrika. Kemudian dilanjutkan ketika Musa bin Nushair pada masa Al-Walid I bin Abdul Malik, khalifah keenam Dinasti Umayyah, menaklukan benteng-benteng di dekat Samudera Atlantik. Pada saat itu, pasukan Islam menyebut wilayah Maroko dengan nama Maghreb Al-Aqsa atau Far West.

Dari negeri panglima tentara Muslim, Tariq bin Ziyad menaklukan Andalusia dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa tahun 91 H. Setelah itu, Maroko menjadi bagian wilayah Islam yang penting sampai masa kekhalifahan Abbasiyah.

Baca Juga: Maroko Pusat Ilmu Dan Ilmuwan Islam Di Afrika

Namun pada tahun 140-an, Maroko memisahkan diri dari Abbasiyah, dan mendirikan pemerintahan Islam Syiah di bawah pimpinan Bani Midrar (140) dan Bani Idrisiyah (171). Kemudian Maroko dikuasai pemerintahan Fatimiyah yang berpusat di Mesir. Pada abad ke-5 H, bersamaan dengan melemahnya kekuasaan Fatimiyah di Maroko, muncullah kabilah Murabithun yang Sunni yang dikenal memiliki semangat jihad yang hebat, puncak kejayaannya saat Yusuf bin Tasyfin maju sebagai Sultan, dan berhasil mengusai hampir seluruh Andalusia.

Setelah wafatnya Yusuf bin Tasyfin, Murabithun mengalami kemunduran dan akhirnya dikuasai al-Muwahhidun yang didirikan oleh Muhammad bin Tumart. Bani ini sangat menjunjung amar makruf nahi munkar dan zuhud dalam kehidupan duniawi.

Memasuki awal abad ke-6 H. Dinasti al-Muwahhidun mengalami kemunduran hingga akhirnya dikuasai Bani Mariniyah, setelah itu Maroko dikuasai Bani Watthas, yang berpusat di Fez sampai akhirnya dikuasai al-Asyraf as-Sa’diyah pada awal abad ke-10 H. Al-Asyraf adalah sebutan bagi keturunan Nabi, melalui jalur sayidina Hasan bin Ali.

Pemerintahan Al-Asyraf as-Sa’diyah didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad al-Qaim yang berjasa melawan orang-orang Nasrani. Pemimpin Al-Asyraf as-Sa’diyah yang amat terkenal adalah Abu al-Abbas Ahmad al-Manshur (956 – 1012) yang berjasa memperluas pemerintahan Al-Asyraf as-Sa’diyah hingga Senegal.

Baca Juga: Maroko Negara Islam Yang Mirip Indonesia

Ketika pemerintahan al-Asyraf as-Sa’diyah runtuh, digantikan al-Asyraf al-Alawiyin yang didirikan oleh Muhammad bin Ali bin Yusuf al-Hasani al-Alawi yang menguasai Maghrib Al-Aqsha. Bani ini merupakan penguasa Maroko sejak 1631 hingga kini. Pemerintahan Al-Asyraf al-Alawiyin mencapai puncak kejayaannya pada masa berkuasanya Isma’il bin Muhammad dengan kekuasaannya mencakup Maroko hingga Sudan dan Sungai Nil.

Kota Ilmu

Maghrib (Maroko) dalam dunia Islam dikenal sebagai Madinatul Irfan (kota ilmu). Di negeri ini tradisi keilmuan Islam berkembang pesat dari dulu hingga kini. Di antara ulama yang lahir dari Maroko adalah Syaikh Muhammad al-Shanhaji (wafat 723 H/1323 M), penulis kitab Matan al-Ajurumiyah.

Selain itu, juga terdapat penjelajah ulung dalam sejarah Islam, Ibnu Batutah, yang berhasil menjelajahi berbagai belahan dunia. Sedang dalam bidang tafsir muncul seorang ulama ahli tafsir yang masyhur dalam mazhab Maliki yakni Imam al-Qadhi Abu Bakar bin al-‘Arabi yang kondang disapa Ibnul ‘Arabi. Ulama satu ini merupakan ahli tafsir papan atas dengan karyanya yang berjudul Ahkamul-Quran yang menjadi rujukan penting dalam kajian Ulum al-Quran dan Fikih. Selain sebagai ahli tafsir, Imam Ibnul ‘Arabi juga merupakan ahli Hadis, Fikih (hukum), Tarikh (sejarah), nahwu (tata bahasa Arab), dan sebagainya.

Ada juga Imam al-Shalih Abu Zaid al-Makudi yang mengarang syarah Alfiyah Ibnu Malik yang kemudian diberi Hasyiyah oleh Ibnu Hamdan. Ia merupakan ulama pertama yang menuliskan syarah kitab Alfiyah Ibnu Malik.

Baca Juga: Kesultanan Pasai Kerajaan Islam Tertua Di Indonesia

Tradisi keilmuan di Maroko juga diakui dunia Islam. Banyak lembaga-lembaga keilmuan yang berdiri di wilayah ini. Di antaranya Universitas al-Qarawiyin yang merupakan Universitas tertua di dunia (didirikan pada 245 H), Universitas Muhammad V Dar al-Hadits al-Hassaniyah, dan Universitas Maulay Ismail Meknes. Universitas Malik Sa’di terletak di Tetouan, tempat kelahiran penjelajah Muslim Ibnu Batutah.

Selain itu, juga banyak masjid dengan ornamen menawan yang dibangun dengan arsitektur yang indah. Masjid-masjid di Maroko umumnya lekat dengan ornamen tradisional khas Maroko. Keindahan arsitektur Maroko juga menular hingga Spanyol sehingga kebesaran Islam yang ada di Spanyol sejatinya berasal dari Maroko. Salah satu masjid yang terkenal yaitu Masjid Hassan II di Casablanca sebagai masjid terbesar di dunia yang terapung di atas Samudera Atlantik. Masjid ini menempati lahan seluas sembilan hektar yang menampung total 105.000 jamaah dengan 85.000 jamaah di bagian dalam dan 20.000 jamaah di bagian luar.

Maroko juga dijuluki dengan Negeri Seribu Benteng karena banyaknya benteng di negara ini dan biasanya terdapat ornamen khas Maroko dalam arsitektur benteng. Karena itulah Maroko yang sampai sekarang masih diakui sebagai salah satu wilayah yang peninggalan Islamnya masih terpelihara.

Fauzan Imron/sidogiri

Spread the love