Hasyasyin atau dalam bahasa Ingris disebut Assasin, merupakan pecahan dari sekte Syiah Ismailiyah Nizariyah yang memisahkan diri dari Dinasti Fatimiyah pada akhir abad ke-5 Hijriyah, mereka melakukan gerakan bawah tanah untuk melawan para penguasa khususnya di kalangan Sunni. Dan mereka mendirikan beberapa markas di Iran, Irak, Suriah dan Lebanon di bawah komando pemimpin karismatik mereka Hasanas-Sabbah. Mereka mengirim orang penyusup yang berani mati untuk membunuh para pemimpin penting kaum Sunni. Tercatat banyak banyak tokoh berpengaruh yang berhasil mereka bunuh, sebut Saja Khalifah AlMustarsyid dan putranya ar-Rasyid Billah dari Abbasiyah, Nizhamul Mulk sang pendiri Madrasah Nizhamiyah dan Perdana mentri Dinasti Seljuk, Imam Ruyani sang tokoh besar Madzhab Syafi’ dan masih banyak yang lainnya.
Percobaan Pembunuhan yang Gagal
Pada tahun 571 Hijriyah atau 1176 Masehi Hasyasyin beberapa kali melakukan percobaan pembunuhan pada Shalahuddin al-Ayyubi, namun selalu gagal. Percobaan pertama terjadi pada tahun 569 ketika Shalahuddin mengepung Aleppo, Rashiduddin komandan Hasyasyin mengirim 13 orang penyusup untuk membunuh Shalahuddin, namun penyamaran mereka sempat diketahui oleh Amie Khamartekin, tetapi mereka langsung membunuhnya. Mereka berhasil menyusup ke kemah Shalahuddin di tengah kamp pasukannya. Saat muncul kesempatan, salah seorang dari mereka langsung menyerang Shalahuddin, namun berhasil digagalkan dan semua pelaku penyerangan itu dibunuh.
Percobaan kedua, terjdi pada Dzul Qadah 571 saat Shalahuddin mengepung Benteng Azaz. Mereka berbaur dengan tentara Shalahuddin. Saat Shalahuddin lewat di dekat kemah Amir Jadali AlAsadi tiba-tiba muncullah tikaman dari Hasyasyin secara mendadak. Untung saja waktu itu Shalahuddin mengenakan topi baja, sehingga serangan tersebut tidak melukainya. Pelaku menyerang lagi dan berhasil melukai pipinya. Namun dia berhasil ditangkap dan dibunuh. Lalu orang kedua dari mereka hendak menyerang Shalahuddin, ia langsung dihadang oleh Dawud bin Mankalan dan berhasil membunuhnya. Lalu orang ketiga datang dan menyerang lagi, tetapi segera dicegat oleh Amir Ali Abu AlFawaris dan ditikam oleh Nashiruddin bin Shirkuh hingga tewas. Sementara orang keempat berusaha kabur, namun para prajurit berhasil menangkapnya dan dieksekusi.
Percobaan terkahir mereka berusaha meracuni sang Sultan dengan mengirimkan roti yang sudah dilumuri racun, dan lagi-lagi tidak berhasil.
Setelah kejadian itu, para prajurit Islam menyadari bahwa pengamanan di sekitar Sultan sangat longgar sehingga dengan mudah ditembus para penyusup. Sejak saat itu, Shalahuddin menerapkan penjagaan super ketat, sampai-sampai ia memasang menara dari kayu di sekeliling tendanya. Orang-orang yang tidak jelas asal-usulnya, tidak diperbolehkan mendekati kemah Sultan.
Baca juga: Pembantaian Hamah Skandal Brutal Rezim Syiah Nushairiyah
Setelah sekian lama tidak ada hasil, baik dari pihak Hasyasyin yang mau menghabisi Shalahuddin dan dari pihak Shalahuddin yang menggepung benteng kokoh Hasyasyin belum lagi Shalahuddin menghadapi pasukan Salib dari arah Barat dan juga musuhmusuh yang lain, pada akhirnya kedua belah pihak mengendorkan tekanannya masing-masing dan meninggalkan pengepungan yang menelan korban tokoh-tokoh penting utamanya dari pihak Shalahuddin.
Tentara Setia Pecandu Narkoba
Cara perekrutan kelompok Hasyasyin cukup unik, mereka dicuci otaknya dulu, kemudian calon Hasyasyin diharuskan mengikuti ritual khusus yaitu dengan diberi Ganja atau Hasyisy untuk merasakan terbang di bawah alam sadar, kemudian dibangunkan setelah dimasukkan ke dalam taman yang penuh anggur dan makanan mewah, disajikan para gadis yang jelita. Si calon kemudian diyakinkan bahwa dia sedang berada di surga dan didatangi oleh sang pemimpin, Hassan as-Sabbah sambil memberikan sugesti dan memberikan perintah yang harus diikuti, bahkan sampai mati.
Gerakan bawah tanah Hasyasyin berakhir di tangan tentara Mongol pada tahun 1256.
M. Fauzan Imron/sidogiri