Di zaman akhir ini betapa mudahnya kita mendapati orang berbicara sesuatu yang berkaitan dengan agama tanpa didasari dengan ilmu yang memadai, bahkan betapa banyak pernyataan-pernyataan yang tampak menganggap agama tidak penting, menyepelekan agama, atau bahkan menistakannya. Sosial media tentu menjadi lahan yang subur bagi siapapun untuk menanam dan menuai apapun. Kemarin ada pengguna sosial media yang menulis, bahwa “agama tidak lebih penting dari kemanusiaan”, dan anehnya postingan itu banyak mendapat persetujuan dan komentar-komentar yang positif. Bagaimana kita menanggapi pernyataan seperti itu?
Jawaban
Jelas sekali bahwa pernyataan itu muncul dari orang yang tidak memiliki pemahaman memadai tentang agama, dalam hal ini adalah agama Islam. Sebab jika pemahamannya tentang Islam itu benar, tentu dia akan mengerti bahwa agama Islamlah yang mengajari kita untuk berbuat baik kepada siapapun, sebagaimana Nabi bersabda yang artinya, “Kebaikan itu adalah berbudipekerti yang baik”. Islam pula yang melarang kita untuk menyakiti siapaun, sebagaimana sabda Nabi yang artinya, “Tidak masuk surga, orang yang tetangganya terganggu oleh keburukankeburukannya.”
Jadi Islam adalah agama yang diturunkan untuk kemaslahatan umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Dan bahkan diutusnya Nabi dengan membawa agama Islam ini tak lain sebagai rahmat bagi alam semesta, sebagaimana firman Allah yang artinya, “Dan tidaklah Kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam)”.
Maka dengan demikian jelaslah bahwa tidak benar jika dikatakan kemanusiaan lebih penting ketimbang agama (Islam), sebab Islamlah yang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan itu, dan Islam datang untuk kemaslahatan manusia. Nilai-nilai kemanusiaan yang mati di zaman jahiliah berhasil dihidupkan oleh Islam. Itu merupakan fakta yang tak terbantahkan. Maka agama Islam dan kemanusiaan tak boleh, bahkan tak bisa, dipertentangkan. Dalam al-Quran Allah berfirman yang artinya, “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.”
Baca juga: Tidak Penting Apa Agamamu (?)
Bahkan lebih dari itu, mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dianggap telah mendustakan agama (Islam). Dalam hal ini, Allah berfirman dalam al-Quran yang artinya, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong untuk memberi makanan pada orang miskin.” Artinya jika ada orang beragama namun perbuatannya tidak berperikemanusiaan, berarti ia telah mendustakan agamanya, karena memuliakan manusia merupakan ajaran agama.
Dengan demikian, problem sebenarnya yang terjadi pada orang yang memunculkan pernyataan seperti di atas adalah, bahwa dia tidak mampu membedakan antara ajaran agama dengan perilaku umat beragama. Karena ia melihat banyak orang beragama yang menyia-nyiakan hak-hak manusia, akhirnya ia menduga bahwa beragama itu tidak banyak berguna, atau bahkan agama itu tidak penting, dan yang lebih penting adalah memiliki sikap yang berperikemanusiaan meskipun tidak beragama.