Sempat terjun langsung ke zona konflik di Palestina, bahkan menjadi Ketua Umum Komite Pembebasan Al-Aqsha, banyak hal yang beliau ketahui hal-ihwal Palestina. Setelah kembali terjadi konflik fisik untuk kesekian kalinya, bahkan sempat dihapus dari peta dunia oleh google.map, Palestina belum bisa tidur tenang. Rudal-rudal Zionis Israel masih siaga mengintai. Dan penjajahan di atas dunia masih belum terhapuskan. M. Muhsin Bahri, dari Sidogiri Media, sempat berbincang bersama KH. Shobri Lubis, Ketua Umum DPP Front Pembela Islam tentang hal ini.
Pernah jadi delegasi FPI mengirimkan bantuan langsung ke Palestina, bisa diceritakan Kiai?
Iya insyaallah itu sekitar tahun 2002-an. Waktu itu Zionis Israel memborbardir Paletina dengan sangat membabi buta. Waktu itu saya lihat di televisi Timur Tengah, AlJazeera. Serangan Zionis Israel luar biasa. Bahkan satu hari serangan mereka bisa menewaskan 300 orang. Belum lagi ribuan orang yang luka-luka. Oleh karena itu saya mendatangi Habib Rizieq yang waktu itu dipenjara. Saya sampaikan apa yang terjadi di Palestina. Akhirya beliau langsung memerintahkan kita untuk menghimpun dana. Waktu itulah saya yang menjadi perwakilan FPI datang ke Palestina.
Motif utama menjajah Palestina, Kiai? Padahal di Palestina tidak ditemukan ladang minyak sebagaimana negara Arab lain?
Itu sebenarnya hasil kesepakatan internasional untuk memberikan tempat kepada warWga Yahudi. Orang Yahudi itu selalu diusir. Datang ke sini di usir. Pindah ke sana di usir lagi. Biar punya alasan, mereka membuat propaganda. Bahwa ada tanah yang dijanjikan dari nabi terdahulu. Mereka mengaku adalah keturunan para nabi. Itu cuma akalakalan mereka. Masak ada orang biadab seperti mereka keturunan nabi.
Kalau tanah di Palestina itu subur. Saya tahu sendiri. Sayur-sayuran tumbuh subur di sana. Pertanian sangat baik. Hanya saja, Zionis Israel memang sudah sangat biadab. Mereka mengirimkan ratusan tanknya untuk menghancurkan ladang-ladang orang Palestina. Mereka sengaja melindaskan tank-tank mereka agar tidak ada makanan untuk rakyat Palestina. Kebiadaban yang luar biasa. Belum pernah saya melihat kejahatan kemanusiaan massal seperti itu.
Kebengisan Zionis Israel yang Kiai lihat dengan mata kepala sendiri?
Saya lihat sendiri mereka menggunakan senjata kimia. Mereka menggunakan fosfor terlarang yang diletakkan di bom-bom mereka. Dan sampai beberapa hari setelah pengeboman, fosfor itu masih menyala. Kalau di kipas-kipas kena angin, fosfor itu kembali berbahaya. Kalau terkena tubuh manusia itu bisa mematikan juga. Saya kan juga datang ke tempat-tempat reruntuhan itu. Saya diingatkan oleh warga di sana, ustadz harus hati-hati, jangan sampai keinjak ini fosfor. Kalau sampai keinjak dan kena kulit, maka fosfor ini akan terus membakar tubuh. Kalau fosfor ini kena dari atas, maka akan terus menembus ke bawah. Banyak warga Palestina meninggal gara-gara ini
Selain itu, hewan-hewan di Palestina juga mereka bombardir. Saya lihat di sana banyak bangkai-bangkai sapi sampai ratusan. Jadi mereka bukan hanya musuh kemanusiaan, tapi memang musuh alam semesta. Karena bukan hanya manusia yang mereka hancurkan, bahkan hewan dan tumbuhan juga mereka hancurkan.
Bantuan umat Islam dunia, khususnya dari Indonesia, Kiai?
Ya, umat Islam sudah banyak membantu. Hanya nanti perlu dimaksimalkan lagi. Mereka sangat mengharapkan uluran tangan dari saudara-saudara seagama, khususnya yang di Indonesia. Tapi mereka juga memaklumi, karena sebagian perekonomian umat Islam di Indonesia masih belum kuat. Ya ketika saya masuk ke Palestina, waktu itu saya langsung melihat apa yang paling dibutuhkan oleh rakyat Palestina. Maka kami sepakat untuk membelikan mobil ambulan dan obat-obatan. Berikutnya setelah perang selesai, kami bantu anak yatimnya, bantuan untuk sekolah, juga makanan ke mereka.
Untuk sekarang karena di Palestina terjadi konflik lagi, kami kembali menghimpun dana. Alhamdulillah sudah lebih 1 milyar dana terkumpul. Nanti akan kami lihat, kira-kira bantuan ini akan kami berikan dalam bentuk apa. Sedangkan untuk sekitar 3 tahun yang lalu, kami bersama umat Islam Indonesia, yang waktu itu diprakarsai oleh Mer-C, membangun dan meresmikan rumah sakit Indonesia. Waktu itu saya diundang dalam peresmian, karena FPI menyumbangkan dananya untuk membangun Bank Darah. Waktu itu kami melihat banyak warga Palestina yang meninggal karena kekurangan darah. Maka ketika sedang tidak terjadi konflik, semua orang bisa mendonorkan darahnya. Darah itu akan disimpan di Bank Darah FPI tadi. Ketika dibutuhkan, maka darah-darah yang sudah disimpan bisa langsung digunakan.
FPI juga pernah membentuk Komite Pembebasan Al-Aqsha, dan Kiai menjadi ketua umumnya. bisa sedikit diceritakan?
Komite Pembebasan Al-Aqsha, didirikan pada sekitar tahun 2002. Kaitannya waktu itu, semakin intennya serangan Zionis Israel pada Palestina. Di lain sisi, mereka semakin getol melakukan penggalian-penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha. Mereka berdalil karena mencari Haikal Sulaiman. Dan itu akal-akalan mereka. Sekali lagi itu hanya akal-akalan mereka. Mereka menulis buku-buku dan media, kalau di bawah Masjid Al-Aqsha ada Haikal Sulaiman. Itu diajarkan kepada orang-orang Yahudi, sehingga orang-orang Yahudi yang baru terdokrin sejarah akal-akalan tersebut.
Maka waktu itu kami bersama ormas-ormas Islam Indonesia yang lain membuka pendaftaran bagi yang ingin bergabung dengan Komite Pembebasan Al-Aqsha. Kami menghimpun dana dan menyiapkan kebutuhannya. Dari beberapa kali kita membuka pendaftaran, hampir 5.000 orang mendaftar. Tapi tidak semuanya kami kirim. Kami seleksi lagi sesuai dengan prosedur dan syarat-syarat yang kami tentukan.
Maka waktu itu saya turun dulu ke Palestina, melihat apa yang paling dibutuhkan. Apakah mereka butuh mujahidin, apakah butuh pendanaan, apakah butuh tekanan politik. Saya analisa dulu. Kalau mereka butuh mujahidin, ya kita siapkan. Kalau butuh dana, ya kita mengumpulkan. Kalau mereka butuh tekanan politik, ya kita gelar aksi-aksi demo ke perwakilan kantor PBB dan lain sebagainya.
5
5