Paket Komplit Destinasi Wisata Religi Anda!
Udara panas nan menyengat khas pulau Madura, seketika lenyap kala memasuki area bukit. Sepanjang ruas jalan, tanjakan demi tanjakan dengan lekukan eksotis tikungan mungil, diapit puluhan pohon rindang yang menyembur udara segar. Suasana alam begitu asri, sejuk sekali merasuk hati. Setelah menelusuri tubuh jalan berbintik gundukan (polisi tidur) kurang-lebih dua menit, tibalah di pintu masuk bukit. Tak ada gapura. Tak ada papan nama. Hanya tertulis “Bukit Geger” pada dipan kecil ala kadarnya. Dari bibir bukit, untaian ratusan anak tangga menjulang angkasa. Pohon belukar tak beraturan dibelah anak tangga yang berbaring manja. Panorama menakjubkan ini sedikit menghibur jerih-letih jemari kaki menyusuri ratusan tubuh anak tangga.
Secara geografis, Bukit Geger berada di kecamatan Geger, kabupaten Bangkalan, Madura. Akses menuju bukit ini cukup mudah. Letak bukit yang berada tepat di pinggir jalan raya memudahkan pengunjung sampai ke lokasi. Bagi Anda wisatawan luar Madura, dari Jembatan Suramadu Anda bisa memilih jalur ke arah kabupaten Sampang. Dalam perjalanan ini Anda akan melewati dua pasar tradisional, yakni pasar Patemon dan pasar Tanah Merah. Tepat sekitar 1 Km dari Pasar Tanah Merah, Anda belok ke arah kiri kemudian lurus terus sekitar 20 Km hingga akhirnya sampai di pinggir bukit.
Bukit yang oleh penduduk lokal disebut “Ghunong Gheggher” ini menawarkan sejuta pesona. Di atas bukit, wisatawan langsung disambut hamparan hutan Mahoni seluas 44 Hektar. Udara di atas bukit yang masih sangat segar, suasanya yang begitu asri, ditambah pemandangan indah yang masih alami benar-benar akan memanjakan mata pengunjung. Sambil mengayun kaki melewati jalan berbatako menuju makam mulia, pengunjung bisa menikmati keindahan pohon Mahoni yang menjulang tinggi dan berjejer rapi. Sensasi alam luar biasa ini sangat cocok untuk merelaksasi pikiran dari penat rutinitas sehari-hari. Rasa tentram dan damai yang berpadu satu menciptakan suasana hening nan sunyi.
Baca Juga: BUKTI AKULTURASI ISLAM DI TANAH CIREBON
Jalan setapak di hamparan hutan Mahoni memang membentang indah menuju sebuah makam mulia. Makam inilah magnet kuat masyarakat setempat berbondong-bondong menyunjungi bukit Geger. Makam ini milik seorang syekh mulia keturunan Arab yang mempunyai putra legendaris Madura, Jokotole. Beliau adalah Syekh Ali Abu Nuhas atau biasa warga sekitar sebut Syekh Adi Poday. Konon, beliau adalah seorang Syekh kharismatik asal Sumenep. Beliau berimigrasi dari negeri Arab ke Sumenep untuk menyebarkan agama Islam. Menurut cerita yang disampaikan oleh juru kunci Bhujuk Gheggher, Ust. Rosi, Syekh Adi Poday adalah tokoh agamis yang sebagaimana lazimnya orang-orang dulu, senang bersemedi dan bermeditasi.
Syekh Adi Poday bersemedi di bukit Geger sampai ajal menjemput. Beliau wafat tanpa seorangpun mengetahui. Akibatnya jasad mulia beliau tidak terurus dan terbengkalai begitu saja. Setelah beliau wafat, musibah dahsyat menimpa bumi Geger. Kemarau panjang menyapa. Bertahun-tahun air hujan tak setetespun turun membasahi tanah. Suatu hari seorang tokoh masyarakat bermimpi melihat cahaya terang dari atas bukit. Tokoh itupun menyelidiki sumber kemilau cahaya. Ia pun menaiki bukit dan didapatinya gerombolan burung bersiul bersamaan. Burung itu terbang diam mengepak-epak sayap di atas gundukan yang ditumbuhi rumput hijau. Alangkah kaget sang tokoh saat mendekat dan menyibak rumput. Ditemuinya jasad utuh yang sudah lama meninggal dunia. Jasad itupun kemudian dikebumikan secara terhormat. Setelah itu langsung turun hujan dengan lebatnya.
Baca Juga: MAKAM RUJUKAN PEJABAT NEGARA DI IBU KOTA
Sementara itu, pada sisi bukit yang lain, tepatnya di bagian barat, ada dataran yang tak kalah indah pesonanya dan tak kalah bersejarah tempatnya. Konon dataran itu adalah cikal-bakal munculnya pulau Madura. Menurut legenda rakyat sebagaimana informasi dari juru kunci Ghunong Gheggher, suatu hari seorang putri bernama Dewi Ratna Roro Gung (Potre Koneng) diusir ayahnya karena hamil di luar nikah. Sang ayah murka besar. Dewi Ratna Roro Gung kemudian disidang dan diputuskan hukuman mati. Adipati kerajaan ditunjuk sebagai eksekutor. Namun anehnya, ketika sang Adipati menghunus pedang ke tubuh Dewi Ratna, pedang itu justru menjauh dari badannya. Kejadian itu membuat Adipati mulai percaya dengan pengakuan Dewi Ratna bahwa ia tidak pernah berhubungan badan dengan laki-laki manapun. Akhirnya ia membuat perahu kecil, lalu Dewi Ratna dihanyutkan ke laut mengikuti arus ombak. Setelah terombang-ambing beberapa lama, Dewi Ratna menepi di sebuah dataran. Dataranan inilah yang sekarang menjadi wisata bukit Geger.
Terlepas cerita rakyat ini sekadar isapan jempol atau fakta, panorama eksotis pulau Madura tertata indah dari atas bukit bagian ini. Hamparan hijau pepohonan dengan hiasan sawah berhektar-hektar tampak jelas dari titik ini. Perpaduan langit membiru di angkasa dengan hijau rindang pepohonan di bumi raya menyuguhkan panorama anggun pulau Madura. Dari atas bukit ini pula, lautan yang menyelimuti Madura terlihat tenang mengelilingi daratan.
Baca Juga: HABIB KUNCUNG MAKAM MISTERIUS YANG RAMAI DIKUNJUNGI
Pemandangan eksotis kian menggoda kala matahari mulai mendekati peraduan. Langit memerah dengan kilauan cahaya mentari yang mulai redup menciptakan suasana sunset yang sayang sekali dilewatkan. Apalagi bongkahan batu granet mencekung dan membentuk tempat duduk semakin memanjakan pengunjung berlama-lama di sana. Anginnya yang sopai mendayu, udaranya yang sejuk-segar, suasananya yang sunyi-tentram, dan pemandangan eksotisnya yang anggun benar-benar luar biasa.
Di bukit ini pula ada beberapa gua mungil bersejarah, di antaranya Gua Petapan, gua bekas tempat bertapa Syekh Adi poday, Gua Potre, gua bekas pertapaan Potre Koneng dan Gua Pelanangan, gua unik yang mempunyai stalaktit mirip kelamin pria. Konon tetesan air dari stalaktit unik ini jika diminum dipercaya bisa menambah daya vitalitas seksualitas kaum pria, sekaligus menyembuhkan penyakit mandul kaum Adam.
Jika Anda berkunjung ke bukit ini, jangan kaget kalau banyak monyet liar menyambut Anda. Sebab, meskipun monyet itu liar, sama sekali tidak mengganggu pengunjung. Justru kehadiran monyet-monyet itu kian menegaskan suasana alam asri khas hutan dan pegunungan. Bagaimana sekarang, sayang bukan melewati satu destinasi yang menawarkan paket komplit. Mengunjungi bukit Geger, Anda akan mendapat sensasi indah hutan Mahoni, pemandangan alam asri khas pegunungan dan tentunya ziarah makam mulia. Selamat mengunjungi!
Saharudin Yusuf/Sidogiri