Semakin ke belakang, tren busana Muslimah semakin santer ditampilkan di sosial media. Ada yang tampilannya simpel dan sederhana. Ada pula yang tampilannya modis dan penuh warna. Dari semua tren yang ada, busana kekinian Muslimah itu memang disetting mampu menutupi aurat wanita. Karena itulah kemudian banyak dari kaum Hawa yang ikut-ikutan mengenakan tren busana kekinian itu. Utamanya bagi mereka kalangan anak muda.
Namun, sayang seribu sayang, ada yang mereka lupakan dari tren busana yang mereka kenakan. Mereka lupa bahwa dalam berbusana, seorang Muslimah tidak hanya diperintah untuk menutupi auratnya, tetapi juga diperintah untuk menutupi lekuk tubuhnya. Dan yang terjadi, para Muslimah masa kini memang mengenakan kerudung, motifnya bagus, dan kainnya juga halus, tetapi sayang, kerudung itu tidak digunakan sebagaimana mestinya. Kerudung itu hanya dibuat bergaya saja. Terbukti, kerudung yang seharusnya mereka juntai agar dapat menutupi bagian dada mereka, justru kerudung itu mereka lilitkan memutari leher mereka. Sebagian yang lain ada yang justru memasukkan kerudung mereka ke dalam pakaian mereka, sehingga yang tampak adalah kerudung itu hanya menutupi bagian rambut dan kepala mereka, tidak menutupi bagian dada mereka. Padahal pesan wajibnya adalah kerudung itu dipakai sekiranya menutupi seluruh tubuh wanita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam al-Quran:
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’” (QS. Al-Ahzab 59).
Para ulama berkata bahwa ayat di atas ini menjadi dalil kewajiban seorang wanita menutupi aurat mereka. Para ulama juga berkata bahwa ayat ini juga menjadi standar syari dalam menggunakan kerudung yang benar.
Akan tetapi sayang, pesan wajib itu tinggallah pesan. Yang terjadi justru sebaliknya. Para wanita masa kini hanya sibuk bergaya dengan kerudung trendinya, sampai lupa seperti apa sebenarnya fungsi kerudung yang sesungguhnya. Akibatnya, karena dari cara berkerudung saja sudah salah, akhirnya lekuk tubuh mereka terlihat oleh mata. Dan fenomena inilah yang kini menjamur di dunia kita dan dianggap biasa oleh kalangan anak muda. Mereka tidak sadar bahwa busana-busana kekinian yang demikian dilarang oleh syariat agama.
Padahal jauh 14 abad yang lalu, Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam telah mengingatkan para wanita agar berhati-hati dalam berbusana. Rasulullah memberikan nasehat agar pakaian yang dikenakan oleh para wanita dapat menutupi seluruh auratnya, juga seluruh lekuk tubuhnya. Sebab, jika pakaian itu hanya menutupi auratnya saja, tetapi tidak sampai menutupi lekuk tubuhnya, maka mereka sama saja dengan berpakaian, tetapi sejatinya sedang bertelanjang. Tentu saja, kamu sebagai Muslimah tidak ingin dianggap sebagai perempuan yang berpakaian, tetapi sejatinya sedang bertelanjang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Sungguh, yang membuat mereka dikatakan sebagai wanita yang berpakaian adalah karena pakaian yang menutupi tubuh mereka. Akan tetapi, yang membuat mereka berstatus telanjang adalah karena ketika pakaian mereka tipis, maka hal itu dapat menyifati tubuh mereka dan dapat menampakkan keindahan lekuk tubuh mereka. Dan hal itu hukumnya haram.” (HR. Muslim).
Nah, bagaimana wahai Muslimah? Masihkah ragu dengan keterangan yang telah dijelaskan di atas? Masihkan hatimu tergiur untuk ikut-ikutan mengenakan tren busana yang menyalahi syariat agama? Ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab dengan lisan, tetapi cukup dijawab dengan hati dan perasaan. Semoga kamu tergolong wanita yang dibanggakan oleh Baginda Nabi, menjadi Muslimah sejati, yang cara berbusananya lebih memilih busana yang standar syari.
M. Khoiron Abdulloh/sidogiri