
1. Islam masuk ke Thailand pada abad ke-10 atau 11 Masehi melalui para pedagang dan sufi dari Jazirah Arab dan pesisir India. Ada pula pendapat yang menyatakan Islam masuk melalui Samudera Pasai. Salah satu bukti yang menguatkan pendapat ini adalah ditemukannya sebuah batu nisan yang bertuliskan Arab di dekat Kampung Teluk Cik Munah, Pekan Pahang, bertarikh tahun 1028 M.
2. Di antara ulama sufi terkenal sebagai penyebar Islam di Thailand, Syekh Syafiuddin Ahmad ad-Dajjani al-Qusyasyi, keturunan Sayid Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad.

3. Pada abad ke-15, di negeri ini pernah berdiri sebuah kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara, Kerajaan Islam Pattani Darussalam. Keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah Islamiyah Pattani menjadi bukti bahwa Islam sudah ada lebih dulu sebelum Kerajaan Thai. Orang Arab menyebutnya Al-Fathani. Kerajaan ini berperan besar membangun Islam di Semenanjung Melayu dan wilayah Nusantara pada umumnya.
4. Kerajaan Pattani runtuh pada tahun 1785 setelah diserbu oleh kerajaan Siam/Thailand. Sultan Muhammad, raja Pattani terakhir gugur sebagai syahid di medan pertempuran.
5. Dua pertiga dari Muslim di Thailand etnis Melayu. Populasi Muslim lainnya beragam, dengan berbagai kelompok etnis telah bermigrasi seperti China, Burma (Rohingya), Pakistan, Kamboja, Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia, serta terdiri dari penduduk asli Thailand.
6. Islam di Thailand banyak dijumpai di beberapa provinsi wilayah selatan yang berbatasan dengan Malaysia, antara lain Provinsi Pattani, Yala, Narathiwat, Satun juga Songkhla. Ada pula yang tinggal di beberapa wilayah lain, seperti di propinsi Pattalung, Krabi, dan Nakorn Srithammarat.
7. Jumlah kaum Muslimin di Thailand mencapai 5,5%, terbesar kedua setelah Buddha (93,2%). Menurut statistik terbaru, umat Islam di Thailand berjumlah sekitar 4 juta jiwa dari total 65 juta penduduk. Walaupun menjadi agama kedua terbesar setelah Budha, umat Islam Thailand sering mendapat perlakuan sewenang-wenang dari pemerintah dan umat Budha garis keras, intimidasi, bahkan pembunuhan.

8. Akibat tekanan pemerintah, dalam rentang waktu antara Januari 2004 s.d Juni 2007, ada tiga pondok pesantren besar yang ditutup oleh pemerintah Thailand. Pondok Jihad Witaya di daerah Jering wilayah Pattani, ditutup pada tahun 2006. Pondok Jalalaudin di Sebaya di wilayah Songkhla ditutup pada bulan Maret 2007. Terakhir Pondok ad-Dirasat al-Islamiyah, Sepong di wilayah Narathiwat pada bulan Juni 2007.
9. Menurut Kantor Statistik Nasional Thailand pada tahun 2007, Thailand memiliki 3.494 masjid, dengan jumlah terbesar (636) di provinsi Pattani. Menurut Departemen Agama (RAD), 99% dari masjid tersebut beraliran Sunni, sedangkan sisanya (1%) yang menganut ajaran Syiah.

10. Masjid Pintu Gerbang (Masjid Kerisik), simbol abadi agama Islam di Thailand. Dibangun pada tahun 1515 oleh Sultan Muzhaffar Syah. Masjid ini berada di depan pintu gerbang Istana Negara dengan lebar 15,10 m, panjang 29,60 m dan tinggi 6,5 m. Tentara Thailand pernah membakar masjid bersejarah ini sebanyak tiga kali, namun hingga sekarang masih bisa bertahan. Pada tahun 1935 masjid Pintu Gerbang diangkat menjadi situs negara dan dilarang untuk dijadikan sebagai tempat ibadah. Tentu saja umat Islam tidak mau menerima keputusan pemerintah tersebut. Berbagai upaya terus dilakukan, hingga demonstrasi besar-besaran pada tahun 1988 menuntut agar masjid lambang umat Islam tersebut diizinkan dijadikan tempat ibadah kembali. Hasilnya, pemerintah memutuskan bahwa masjid tersebut tetap menjadi situs negara, tetapi boleh dijadikan sebagai tempat ibadah.
11. Ada pula Masjid Kulusei dibangun pada abad ke-16 M oleh seorang China Budha yang masuk Islam. Sebelum masuk Islam, ia pernah bernadzar bahwa jika dirinya masuk Islam, maka ia akan membangun sebuah masjid. Namun masjid ini hingga sekarang pembangunannya tidak rampung, disebabkan adanya persengketaan antar keluarga dan antar suku yang cukup serius.
Moh. Yasir/sidogiri