1. Ilustrasi Gregorius Bar Hebraeus atau Ibnul Ibari Abul Faraj al-Malathyi (1226-1286). Ibnul Ibari menuduh bahwa penghancuran Perpustakaan Aleksandria dan pemusnahan koleksinya dilakukan oleh panglima Amr bin al-Ash as-Sahmi dalam ekspedisi penaklukan ke Mesir pada masa Khalifah Umar bin al-Khaththab t.
  2. Kisah palsu itu direkam dalam buku yang disusun oleh Ibnul Ibari, Tarikhu Muktasharid-Duwal (Sejarah Ringkas Dinasti-Dinasti).
  3. Salah satu kejanggalan yang mencolok dalam kisah versi Ibnul Ibari, dia mencatut nama Johannes Philoponus, seorang filsuf neoplatonisme, yang disebutkan akrab dengan Amr bin al-Ash t. Padahal Philoponus sudah meniggal tahun 570 M, jauh sebelum penaklukan Mesir yang terjadi tahun 20 H/641 M.
  4. Masjid Amr bin al-Ash t di Kairo, masjid tertua di benua Afrika yang dibangun untuk mengenang jasa pahlawan Quraisy sang pembebas Mesir.
  5. Menurut Fernando Baez dalam Penghancuran Buku dari Masa ke Masa, orientalis Inggris lulusan Oxford, Edward Pococke (1604-1691) adalah penulis Barat yang paling berperan menyebarkan kisah palsu penghancuran Perpustakaan Aleksandria versi Ibnul Ibari.
  6. Sejarawan Edward Gibbon (1737-1794) membongkar kejanggalan-kejanggalan riwayat Ibnul Ibari.
  7. Dalam bukunya, Decline Fall of the Roman Empire Ed. IX (Jatuhnya Kekaisaran Romawi Jilid ke-9), Gibbon menyebutnya “tipu-tipu murahan ala Perang Salib”
  8. Filsuf dan Prancis Gustave Le Bon (1841-1931) mempertegas bahwa musnahnya Perpustakaan Alexandria adalah akibat ulah pasukan Julius Caesar (110-44 SM) saat penyerangan ke Mesir.
  9. Ibnul Ibari tidak menyebutkan darimana sumber cerita mengenai pembakaran buku Perpustakaan Agung Aleksndria. Padahal, Eutychius (877-940) sejarawan Kristen-Mesir pertama yang menulis dalam bahasa Arab tidak menyinggung sama sekali versi cerita seperti dikisahkan oleh Ibnul Ibari.

Moh. Yasir/sidogiri

Spread the love